TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Kepala Bidang Penanggulangan Bencana BPBD Mempawah, Didik Sudarmanto mengatakan longsor yang terjadi di Peniraman diakibatkan curah hujan yang cukup tinggi.
Namun ia juga tidak menampik jika sebelumnya lokasi tersebut pernah dijadikan tempat galian C.
"Faktor penyebabnya karena curah hujan yang cukup tinggi, sementara dulunya ini pernah dijadikan galian C.
Walaupun sudah mulai ditumbuhi tanaman baru namun belum kuat ditambah curah hujan yang tinggi, sehingga longsor," ujarnya.
Bahkan diakuinya ini bukan kali pertama longsor terjadi di lokasi tersebut dampak dari galian C.
"Dulunya inikan galian C, hanya saja karena pernah longsor sekarang sudah ditinggalkan," katanya.
• KALBAR 24 JAM - Tanah Longsor di Peniraman, Kebakaran Pasar Semparuk, hingga Temuan Mayat di Punggur
Pihaknya juga sudah berusaha mengajukan ke pemerintah pusat guna dilakukan rehab rekon hanya saja ditolak.
"Kita pernah ajukan rehab rekon agar tidak terjadi longsor, misalnya tebingnya kita perbaiki agar lebih kuat.
Namun karena ini bekas galian C akhirnya usulan kita ditolak," tuturnya.
Dampak dari bencana longsor tersebut menyebabkan 2 rumah rusak parah dan 15 KK di Gang Baijuri harus diungsikan.
Hal ini dilakukan guna antisipasi jika terjadi longsor susulan.
"Untuk rumah yang parah itu milik Abas dan Al Pari, lainnya hanya terdampak saja.
Namun untuk antisipasi kita ungsikan semuanya.
Totalnya ada 15 KK yang mengungsi sementara di rumah-rumah keluarganya," ungkapnya.
Pihaknya juga sudah mulai menyalurkan bantuan pada korban yang terdampak tanah longsor tersebut.