Pakar Herpetofauna dari Universitas Brawijaya (UB), Nia Kurniawan mengatakan, ular weling merupakan salah satu ular mematikan di Indonesia.
Bisa yang keluar dari taring ular tersebut dapat menyebabkan kematian.
“Racunnya cukup kuat,” kata Wawan, panggilan akrabnya, saat diwawancara di Kampus Universitas Brawijaya (UB) Kota Malang, Jumat (24/1/2020).
Ular dengan nama latin Bungarus candidus menyimpan bisa neurotoksin yang dikeluarkan melalui taring depannya atau protero glipha.
Bisa jenis itu dapat menyerang saraf. Efeknya berupa paralisis, yakni kelumpuhan seperti capek, lemas dan mengantuk.
“Jenis racunya neurotoksin, menyerang saraf. Karakternya itu matanya jadi sayu, kelihatan ngantuk,” ujar dia.
Sementara itu, ular weling merupakan ular yang senang berada di area genangan air.
Ular itu biasa ditemui di pinggir sungai dan persawahan.
“Karakteristik weling ini biasanya di daerah yang tergenang air. Pinggiran sungai dan rawa-rawa yang ada air,” ujar Wawan.
Ular weling memiliki warga belang hitam dan putih, ada juga hitam dan kuning.
Berbeda dengan ular welang, ular weling warna belangnya hanya di atas hingga samping.
Sedangkan warna bawahnya putih semua.
Ular weling memiliki karakteristik diam dan tenang.
Ular itu tidak akan menggigit atau menyerang jika tidak dalam keadaan terancam.
“Ular ini pasif, dia akan diam saja. Kalau dia merasa terganggu, kaget atau terinjak, otomatis nyerang,” kata dia.
Ular tersebut biasanya memakan ular lain yang ukurannya lebih kecil dan tidak beracun.
Selain itu, juga memakan kadal dan kodok.
“Makannya ular lain yang lebih kecil dan tidak berbisa, kadal dan kodok,” kata dia.
Ular weling memiliki bentuk tubuh yang panjang. Ketika baru menetas, ular tersebut biasanya memiliki panjang 15 hingga 20 sentimeter.