Seorang bocah berusia empat tahun, Adila Oktavia meninggal dunia, Rabu (12/2/2020) malam sekitar pukul 20.30 WIB.
Adila menjadi korban gigitan ular jenis weling di Desa Pamengkang Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon Jawa Barat.
Korban meninggal dunia setelah lima hari dirawat intensif di ruang Pediatric Intensive Care Unit (PICU) Rumah Sakit Daerah (RSD) Gunung Jati Kota Cirebon.
Kepergian Adila Oktavia menyisakan duka mendalam bagi banyak orang, terutama kedua orang tuanya, Rusmiati (24) dan Mukmim (27).
Sejumlah warga Desa Pamengkang beramai-ramai mengantar jenazahnya ke tempat peristirahatan terakhir.
Di pemakaman, Mukmin dan Rusmiati berusaha tabah dan tegar atas kepergian putri pertamanya.
Sanak keluarga yang hadir juga tak dapat menahan kesedihan atas kepergian Adila yang meninggal karena digigit ular.
“Kabarnya, tadi malam, sekitar pukul 20.30 WIB,” kata Kosasih Kepala Desa Pamengkang yang ditemui Kompas.com di lokasi pemakaman, Kamis (13/2/2020).
Kosasih menceritakan, Adila Oktavia, bocah yang masih berusia empat tahun ini meninggal dunia setelah didigit ular jenis weling pada Jumat malam saat sedang tidur di rumahnya.
Dia langsung merintih kesakitan dan mengeluarkan muntah-muntah berulang kali.
Kedua orang tua Adila panik dan langsung membawanya ke Rumah Sakit Daerah Gunung Jati pada Sabtu dini hari.
Kondisi kesehatan Adila dinyatakan sudah kritis. Sabtu pukul 06.00 WIB, tim RSD Gunung Jati menyatakan kondisi Adila koma.
Setiap hari kondisi Adila menurun, dan pada Rabu malam tadi, sekitar pukul 20.30 wib, Adila dinyatakan meninggal dunia.
• Begini Ternyata Video Proses Operasi Kelamin Lucinta Luna Sebelum Jadi Cewek, Ngilu Lihatnya!
Digigit Saat Tidur
Adila bocah 4 tahun asal Kota Cirebon, Jawa Barat digigit ular jenis weling (Bungarus candidus) saat tidur di rumahnya, Jumat (7/2/2020 sekitar pukul 23.30 WIB.
Saat kejadian, Mukmin (27) dan Rusmiati (24) orangtua Adila terbangun ketika anaknya menangis.
Setelah diperiksa ada seekor ular weling berwarna hitam menempel di betis Adila.
Sang ibu juga melihat ada bekas gigitan dan darah di tumit anaknya.
Karena tak tahu penanganannya, Rusmiati hanya mengikat kaki anaknya dan menyedot lukanya.
Adila dan orangtuanya tidur tanpa dipan di lantai semen dan tanah.
Di depan kamar mereka ada kandang ayam dan tumpukan kayu.
Tembok rumah mereka terbuat dari semen dan batu bata dilapisi spanduk bekas.
”Saya enggak tahu dia digigit atau tidak. Saya tidurkan lagi, tetapi dia merintih kesakitan. Setelah diperiksa, tumitnya ada bekas gigitan, ada darahnya. Saya enggak tahu penanganannya, cuma diikat kakinya dan disedot lukanya,” kata Rusmiati dilansir dari Kompas.id.
Karena terus merintih kesakitan, Adila di dibawa ke Rumah Sakit Putera Bahagia pada Sabtu (8/2/2020) dini hari.
Adila kemudian dirujuk ke RSUD Gunung Jati.
Di parkiran rumah sakit, bocah 4 tahun itu muntah, sesak nafas, tak sadarkan diri.
Ia kemudian di rawat di rumah RSUD Gunung Jati.
Adila terbaring koma di ruangan perawatan intensif anak.
Sebelumnya, seorang bocah bernama Adi Ramdani (11) juga menjadi korban gigitan ular weling.
Bocah asal Kelurahan Pasirjati, Kecamatan Ujungberung, Kota Bandung ini tewas digigit ular weling hasil tangkapannya pada Rabu (22/1/2020).
Pakar Herpetofauna dari Universitas Brawijaya (UB), Nia Kurniawan mengatakan, ular weling merupakan salah satu ular mematikan di Indonesia.
Bisa yang keluar dari taring ular tersebut dapat menyebabkan kematian.
“Racunnya cukup kuat,” kata Wawan, panggilan akrabnya, saat diwawancara di Kampus Universitas Brawijaya (UB) Kota Malang, Jumat (24/1/2020).
Ular dengan nama latin Bungarus candidus menyimpan bisa neurotoksin yang dikeluarkan melalui taring depannya atau protero glipha.
Bisa jenis itu dapat menyerang saraf. Efeknya berupa paralisis, yakni kelumpuhan seperti capek, lemas dan mengantuk.
“Jenis racunya neurotoksin, menyerang saraf. Karakternya itu matanya jadi sayu, kelihatan ngantuk,” ujar dia.
Sementara itu, ular weling merupakan ular yang senang berada di area genangan air.
Ular itu biasa ditemui di pinggir sungai dan persawahan.
“Karakteristik weling ini biasanya di daerah yang tergenang air. Pinggiran sungai dan rawa-rawa yang ada air,” ujar Wawan.
Ular weling memiliki warga belang hitam dan putih, ada juga hitam dan kuning.
Berbeda dengan ular welang, ular weling warna belangnya hanya di atas hingga samping.
Sedangkan warna bawahnya putih semua.
Ular weling memiliki karakteristik diam dan tenang.
Ular itu tidak akan menggigit atau menyerang jika tidak dalam keadaan terancam.
“Ular ini pasif, dia akan diam saja. Kalau dia merasa terganggu, kaget atau terinjak, otomatis nyerang,” kata dia.
Ular tersebut biasanya memakan ular lain yang ukurannya lebih kecil dan tidak beracun.
Selain itu, juga memakan kadal dan kodok.
“Makannya ular lain yang lebih kecil dan tidak berbisa, kadal dan kodok,” kata dia.
Ular weling memiliki bentuk tubuh yang panjang. Ketika baru menetas, ular tersebut biasanya memiliki panjang 15 hingga 20 sentimeter.