"Ini Hasan santri autis yatim piatu. Dia pernah dipasung. Akhirnya atas izin Allah dia ditolong untuk nyantri di sini," kata UAS.
Kemudian lukisan dari santri autis lain bernama Naila, laku Rp 3 juta.
Menurut UAS, pondok serupa harus ada di seluruh pelosok Indonesia. Sebab, sejauh ini masih sangat jarang pondok yang mengasuh anak berkebutuhan khusus.
"Dan bagi yang di daerah hubungi Kiai Faiq supaya mewakafkan tanah wakafkan kelas karena saya yakin di seluruh Indonesia pasti banyak (anak berkebutuhan khusus). Tidak mungkin semuanya datang ke Kudus," katanya.
UAS berharap, kedatangannya di Ponpes Al-Achsaniyyah membawa maslahat dan kebaikan untuk pesantren.
"Saya berharap kehadiran saya tidak memberi masalah. Mudah-mudahan kedatangan ini membawa rahmat. Saya mohon maaf kepada masyarakat Kudus kalau meresahkan, hanya ingin menjenguk anak-anak dan keponakan saya," kata UAS.
Batal Tabligh Akbar
Meski batal menyampaikan ceramah dalam tabligh akbar, Ustadz Abdul Somad tetap datang ke Ponpes Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Al-Achsaniyyah Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kudus.
Pada kesempatan itu, Ustadz Abdul Somad memberikan bantuan tunai sebesar Rp 50 juta.
Pengasuh Al-Achsaniyyah, Muh Faiq Afthoni mengatakan, rencana tabligh akbar itu tujuannya guna penggalangan dana untuk anak-anak berkebutuhan (khusus) di Al-Achsaniyyah.
Dirinya menegaskan tidak ada tujuan yang lain.
"Tapi takblig akbar kami gagalkan demi kemaslahatan umat yang mana Alhamdulillah pada hari ini beliau telah hadir di hadapan kita semua dan syukur Alhamdulillah malam hari ini kami diberi bantuan yang tidak sedikit untuk pembangunan asrama atau ruang keterampilan," ujar Muh Faiq Afthoni, dilansir Tribun Jateng.
Penulis: Rifqi Gozali
Editor: galih permadi