Serahkan LHP BPK Kalbar ke Ombudsman, Sutarmidji: Urusan Saya dengan BPK Belum Selesai
PONTIANAK - Pasca gagal mempertahankan opini WTP atas LKPD Pemprov Kalbar tahun 2018 dari BPK Kalbar. Gubernur Kalbar Sutarmidji berencana akan menyerahkan hasil pemeriksaan dari BPK terhadap LKPD tahun 2018 kepada Ombudsman Perwakilan Wilayah di Kalbar.
Langkah tersebut diambil untuk dapat diperiksa oleh ombudsman untuk mendapatkan asas keadilan karena dirinya menilai Pemerintah Provinsi mendapat nilai lebih baik dibandingkan sebelumnya.
“Kenape bise turun, karene dari 26 temuan 12 temuan di antaranya sudah selesai,” ujarnya.
Alasan BPK yang menyatakan bahwa ada perubahan anggaran yang tidak melewati proses pengesahan lewat Perda, Midji memaparkan bahwa terdapat lima daerah yang tidak ada perubahan anggaran kelima-kelimanya juga mendapatkan predikat WTP.
“Ada satu hal yang nantinya akan saya buka. Tunggu yak nanti waktunya,” tegasnya.
Baca: Putusan Bawaslu Terkait PPK 6 Kecamatan di Landak, Dinilai Baik Untuk Perbaikan Kualitas Kerja
Baca: Masyarakat Antusias Ikuti Bakti Kesehatan Polda Kalbar
Baca: BAN PT Pusat Melalui LLDIKTI Gelar Sosialisasi Instrumen Akreditasi Program Studi 4.0 untuk PTS
Saat disinggung mengenai waktu penyerahan LHP dari BPK ke OmbudsmanKalbar, Midji memaparkan akan terlebih dahulu melakukan koordinasi dan mempelajari dokumen-dokumen pendukung .
“Percaya omongan saya, waktu akan melihat dan membuktikan. Gak papa orang mau bilang ada ego otoritas, Ok. Saya tidak ada masalah. Kalau orang mulai saya akan ikut mulai,” ujarnya.
“Saya tidak ada urusan, jangan gap-gap saye. Mau disclamair pon tak ape. Yang penting kite tidak ada korupsi dan tidak ada penyimpangan anggaran taka de ape-ape. Dah kite jalan teros,” tegasnya.
Ia juga sangat menyayangkan sikap BPK Kalbar setelah exit brifing baru memberi tahu bahwa Pemprov Kalbar tidak bisa mendapatkan WTP dengan alasan tidak ada perubahan anggaran. Ketika itu, Midji sama sekali tidak protes .
Namun setelah di cek beberapa provinsi di Indonesia seperti Provinsi Aceh, Sumatra Utara, Maluku Utara, Sulawesi Selatan atau Sumatra Selatan yang juga tidak melakukan perubahan anggaran tetap bisa meraih WTP.
“Hanya Kalbar saja yang dengan alasan adanya perubahan anggaran tidak mendapatkan WTP, padahal materi pemeriksaan tidak kayak gitu,” ujarnya
“Udahlah kitak lihat yak ape yang ade nanti yang terjadi. Mau heboh seluruh Indonesia hebohkan saja gak pape,” paparnya.
Midji juga tak gentar dinilai menabuhkan gendrang perang dengan BPK. Karena menurutnya hal tersebut bagian dari komitmenya untuk mewujudkan pemerintah yang bersih.
Baca: Waspada! Hujan Deras Disertai Angin Kecang, Kilat dan Guntur Sedang Melanda Mempawah
Baca: Polisi Deteksi Keberadaan Oknum Guru Cabuli Siswi di Kalbar, Ingatkan Warga Tak Berbuat Anarkis
Baca: Rumah Mahasiswi Gantung Diri di Solo Tampak Sepi, Pintunya Digembok dari Luar
“Kenape kite takot. Kite mau meluruskan yang benar. Emang BPK tuh Malaikat, Audit mereke pasti betul, audit mereka pasti obyektif. Kita akan lihat item-itemnye. Kalau saya bukak semuanye. Emang mereka juga pernah merikse SPJ bansos semua. Saya udah perikse semua,” tegasnya.