BEM Poltesa Audiensi di Dinas P3AP2PKB, Bahas Hal-hal Berikut
SAMBAS - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Sambas, (Poltesa) mengadakan audiensi dengan Dinas P3AP2PKB.
Dikesempatan itu, mereka di terima oleh kabid perlindungan anak. Adapun tujuan dari kedatangan pengurus BEM Poltesa adalah untuk menanyakan tingginya kasus pencabulan dan kekerasan pada anak di Kabupaten Sambas.
Dikesempatan itu, BEM Poltesa meminta penjelasan tentang tingginya kasus pencabulan dan kekerasan pada anak. Karena data yang mereka dapatkan menyebutkan bahwa di Kalimantan Barat telah terjadi 66 kasus kekerasan pada anak.
Dan 23 di antaranya terjadi di Kabupaten Sambas dari awal Januari-Maret 2019 yang didapat dari Ketua KPPAD KALBAR, Eka Nurhayati Ishak.
Baca: Pernyataan Menko PMK Soal Import Guru, Ini Tanggapan BEM Poltesa
Baca: BEM Poltesa Minta Transparansi Anggaran Pilkades Serentak
Dalam kesempatan itu, Kabid perlindungan anak memberikan data kasus kekerasan anak pada tahun 2018-2019 mencapai 51 kasus.
“Data yang diyang diterima oleh dinas saat ini memang 51 kasus,yang diantaranya 40 kasus yang terjadi pada tahun 2018 dan 11 kasus terjadi awal januari-maret 2019. Dan tanggapan saya mengenai data yang dikemukakan oleh dinas KPPAD itu tidak singkron dengan data yang kami punya”. Ujar kabid pelindungan anak, Utami, Rabu (22/5/2019).
Mengenai hal tersebut staf kementrian kajian strategis (Kastrat) BEM Poltesa , Seri menanyakan upaya preventif yang dilakukan oleh dinas terkait untuk mengatasi masalah terbebut.
“Melihat kondisi saat ini dengan tingginya kasus Kekerasan pada anak uapaya yang dilakukan dinas untuk mencegah hal tersebut seperti apa?," Tanya seri.
Kabid perlindungan anak menjawab, Bahwa upaya yang dilakukan saat ini adalah dengan mengadakan sosialisasi di Desa-desa yang memang harus diberikan suatu pemahaman tentang kekerasan pada anak.
Dan selain itu dinas P3AP2PKB telah membuat kebjakan yaitu Desa Layak Anak yang berguna untuk menampung dan memberikan hak kepada anak, baik itu hak bermain, hak belajar dan lain sebagainya.
Baca: KPPAD Sayangkan Pengeroyokan Mengakibatkan Seorang Remaja Singkawang Meninggal
Baca: Rosyad: Pelaku, Korban dan Saksi akan Dapatkan Pendampingan dari KPPAD
Menanggapi hal itu, Presiden Mahasiswa Poltesa, ia mengatakan sosialisasi tidaklah cukup. Karena tidak memberikan efek yang signifikan.
“Upaya sosialisasi di setiap desa memang bagus tapi itu tidak cukup untuk memberikan efek yang signifikan terhadap apa yang di inginkan, perlulah ada upaya lain yang memang harus dilakukan dinas terkait untuk hal untuk mengatasi minimal mengurangi kasus yang ada” ujar Presiden Mahasiswa Poltesa Oggy Akmadani.
Namun demikian, Kabid Perlindungan Anak menanggapi hal tersebut. Bahwa minimnya dana memang menjadi suatu hambatan untuk melakukan suatu upaya lainnya.
Oleh karenanya, BEM Poltesa Berharap dengan dilaksanakannya audiensi pada waktu itu bahwa kedepannya bisa bekerjasama pada Dinas terkait untuk bersama-sama berbagi solusi untuk mengurangi kasus yang terjadi saat ini.
Dan itu juga sebagai bahan kajian untuk mewujudkan sambas Sebagai serambi Mekkah yang sesuai dengan Visi Bupati yang sampai saat ini dianggap belum Terealisasikan.