Lahan Gambut Seluas 10.000 Meter Persegi Terbakar, Sumber Air Berjarak 622 Meter

Penulis: Muhammad Rokib
Editor: Madrosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Personel BPBD Pontianak dibantu Relawan Rumah Zakat, TNI dan Polri sedang bertarung memadamkan kebakaran lahan gambut di Jalan Sepakat II ujung, Pontianak, Kamis (21/3/2019).

Lahan Gambut Seluas 10.000 Meter Persegi Terbakar, Sumber Air Berjarak 622 Meter

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sejak tiga hari yang lalu mulai dari Senin, (18/3/2019) terjadi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di belakang Komplek Rindu Alam II, Jalan Sepakat II, Pontianak Selatan, Kalimantan Barat (Kalbar).

Lahan gambut sedalam 1.5 meter yang sedang terbakar diprakirakan seluas 10 hektar, dimana sudah ada empat titik api yang terpantau.

Sampai hari ini, Kamis (21/3/2019) anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak, bersama Relawan Rumah Zakat, TNI dan Polri sedang berusaha keras memadamkan api.

Mereka terkendala sumber air, dimana lokasi titik api berada sejauh 622 meter. Sebab itu mereka membuat sebuah tandon air, itupun jaraknya sejauh 280 dari titik api.

Baca: LIVE STREAMING China Vs Thailand di China Cup 2019 Sedang Berlangsung, Skor Sementara 0-0

Baca: Zodiak Minggu Ini: Tidak Perlu Iri Dengan Kemesraan Orang Lain

Baca: Koni Tetapkan 27 Cabor Prioritas Pra PON

Baca: Jumlah Masyarakat Pindah Memilih Tinggi, Pengamat: Peningkatan Partisipasi Pemilih

Ditemui di lokasi, Koordinator Lapangan Siaga Bencana BPBD Pontianak, Munirza mengatakan dalam kurun waktu tiga hari, diperkirakan 10 hektar lahan gambut terbakar.

"Kalau kita hitung berapa hektarnya ini mungkin sekitar hampir 10 hektar kalo hitungan kasarnya. Alhamdulillah kami sudah 3 hari sampai hari ini jadi kita mulai kemaren hari senin selasa rabu sampai hari ini," ucapnya.

Munirza mengaku belum tahu kapan kebakaran lahan gambut itu bisa dipadamkan, meski mereka telah mendapat sokongan tenaga kuat dari relawan Rumah Zakat.

Personel Siaga Bencana BPBD akan terus bekerja semaksimal mungkin, artinya jangan sampai ada masyarakat yang menyebut mereka tidak bekerja.

Nasib sekitar 700 ribu jiwa masyarakat Pontianak bergantung pada segelintir personel BPBD yang bekerja tanpa pamrih memadamkan api.

Setiap tahun, Pontianak selalu dilanda bencana kabut asap yang mengakibatkan banyak korban Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).

Setiap musim kemarau tiba, selalu terjadi kebakaran lahan gambut, dan personel BPBD selalu mengalami kesulitan sumber air baku.

"Hambatan kita yakni sumber air baku yang hampir setiap tahun kesulitan air baku, untuk personil untuk peralatan saya pikir untuk saat ini cukup memadai, yang sangat vital itu hanya masalah sumber air," tuturnya.

Masalah kendala sumber air menurutnya bisa diatasi dengan adanya pembuatan parit atau sumur dititik daerah rawan karhutla.

"Sebelumnya pihak BPBD Pontianak sudah sering berkoordinasi dengan Dinas PUPR Pontianak, tapi realisasi pelaksanaannya sampai saat ini belum ada," ucapnya.

Halaman
12

Berita Terkini