Citizen Reporter

Waspadai Hipertensi Saat Hamil

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Windy, Dokter Puskesmas Rawat Jalan Sungai Kunyit

Memasuki usia 40-50 tahun, sebanyak 25-30 persen kasus hipertensi pada ibu hamil akan mengalami masalah kardiovaskular(jantung). Mereka harus merubah pola hidup karena risikonya cukup besar.

Keempat, plasenta abrupsio (ari-ari lepas sebelum waktunya). Pada beberapa kasus ibu hamil dengan hipertensi, plasenta dapat terlepas sebelum waktunya dan terpisah dari rahim.

Abrupsio plasenta akan menghentikan pasokan oksigen ke bayi dan menyebabkan perdarahan yang berat pada ibu. Risikonya adalah kematian pada janin.

Terakhir, kelima, kelahiran prematur (kurang bulan). Untuk mencegah terjadinya komplikasi berbahaya yang mungkin bisa mengancam nyawa ibu atau bayi, tidak jarang masa kehamilan dipercepat sebelum waktunya sehingga bayi berisiko lahir secara prematur (kurang bulan).

Dalam program perawatan kehamilan (antenatal care) terdapat beberapa perilaku sehat antara lain pemeriksaan kehamilan secara teratur, makanan yang bergizi, tidak melakukan aktifitas fisik yang berlebihan dan mengikuti senam hamil.

Dengan kesadaran diri ibu hamil serta kerjasama yang baik antara masyarakat, petugas kesehatan dan pemerintah, maka angka kejadian hipertensi dalam kehamilan serta risiko yang diakibatkannya dapat dikurangi secara signifikan. Sehingga diharapkan ibu hamil dapat melakukan persalinan secara normal.

Selama anda hamil memliki tekanan darah tinggi coba periksakan ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, sehingga ibu dan janinnya juga dapat dipastikan dalam kondisi sehat.

Mungkin itu saja informasi yang dapat saya berikan terkait mewaspadai risiko tekanan darah tinggi dalam kehamilan. Semoga bisa bermanfaat untuk semua ibu hamil setelah membaca ini. Salam sehat Indonesia. (*)

Yuk Follow Akun Instagram Tribunpontianak:

Berita Terkini