STIK Muhammadiyah Gelar Workshop dan Sosialisasi Bantuan Hidup Dasar pada Komunitas Tari

Penulis: Ishak
Editor: Jamadin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana workhsop yang digelar STIK Muhammadiyah beberapa waktu lalu.

Citizen Reporter 
Dosen STIK muhammadiyah Pontianak, Gusti Jhoni Putra 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK -  Tindakan bantuan hidup dasar perlu untuk diketahui oleh masyarakat umum. Mengingat kejadian henti jantung bisa terjadi kapan saja, di mana saja, dan pada siapa saja.

Masyarakat adalah orang pertama yang akan terpapar jika bertemu dengan orang yang mengalami henti jantung di luar rumah sakit.

Tidak hanya tenaga medis saja, semua orang bisa menjadi 'superhero' untuk menyelamatkan satu nyawa. Tentu asal disertai bekal yang memadai. 

Baca: SMA Muhammadiyah Sambas Targetkan Juara Lomba LSS Tingkat Nasional 

Tindakan bantuan hidup dasar yang dilakukan oleh orang yang berada di sekitar penderita segera setelah kejadian, dapat meningkatkan kelangsungan hidup penderita.

Sebaliknya, Tindakan Bantuan Hidup Dasar (BHD) yang terlambat dan tidak sesuai dengan prosedur, akan mengakibatkan gagalnya upaya penyelamatan terhadap pasien.

Dengan latar belakang itu, STIK Muhammadiyah Pontianak pun lantas menggelar agenda 'Workshop dan Sosialisasi Bantuan Hidup Dasar'. Berlangsung seharian, agenda ini mengambil lokasi di Sanggar Tari Bidai Rampai Pontianak pada Minggu (16/09/2018).

Agenda inipun lantas disambut antusias anggota komunitas tari di sanggar tersebut, serta beberapa perwakilan dari sanggar lainnya. Lebih kurang, ada sekitar 70 an peserta yang ambil bagian dalam kegiatan ini.

Dengan digelarnya agenda ini, jelas diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat.  Khususnya kelompok seni tari Pontianak tentang bantuan hidup dasar.

Baca: Sutarmidji Kirim Surat Pada KPK Minta Pendampingan Penyusunan APBD

Acara sendiri dimulai dari pukul 09.00 WIB, di mana pembukaan oleh ketua sanggar Bidai Rampai. Kemudian dilanjutkan dengan sosialisasi (penyuluhan) tentang bantuan hidup dasar dan pertolongan kecelakaan sampai pukul 12.00 WIB.

Lalu ishoma selama 1 jam, kemudian dilanjutkan dengan workshop dan praktikum BHD dan Pertolongan kecelakaan. Acara berakhir pukul 16.00 WIB, dab ditutup dengan pembagian doorprize kepada peserta.

Agenda inipun lantas mendapat tanggapan positif dari para peserta. "Kegiatan ini sangat baik, dan sangat bermanfaat untuk kami di komunitas tari.  Kami sebagai penari juga membutuhkan informasi terkait cara penanganan pada cedera. Kadang kita tidak tahu di mana kecelakaan bisa terjadi. Kegiatan ini sangat membantu sekali," ujar  ketua panitia Beni, di sela-sela acara.

Senada,  Gita yang tak lain adalah peserta lainnya,  mengatakan bahwa ini adalah ilmu baru yang tidak pernah didapatkan sebelumny. "Awalnya takut, tapi setelah dicoba ternyata seru. Sangat berguna sekali, terima kasih," tutur Gita. 

Berita Terkini