Pilpres 2019

Demokrat Bolehkan Kader Dukung Jokowi, Jumadi : Menurut Saya Naif

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamat Politik Untan, Jumadi

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Ridho Panji Pradana

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Elit Partai Demokrat memperbolehkan kader dibeberapa daerah yang ditentukan untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf Amin. Hal ini pun disambut baik oleh parpol pengusung Jokowi yakni PKB. Selain itu PKB berharap kader Demokrat dapat bergabung.

Dengan hal seperti ini, berikut analisa dari pengamat politik Untan, Dr. Jumadi, M.Si :

Baca: Yakin Demokrat Tak Main Dua Kaki, PKS Kalbar Solidkan Koalisi

Baca: Danrem 121/Abw Tinjau Program Petasan di Paloh Kabupaten Sambas

Saya pikir dalam suatu kontestasi politik jika PKB berharap demikian, sah-sah saja dan itu yang diharapkan oleh pihak berkoalisi mendukung Jokowi.

Dalam sebuah persaingan politik saling berharap dukungan adalah suatu hal yang biasa dan diharapkan.

Persoalannya adalah pada tingkat kewajaran, hal tidak lazim dilakukan oleh Demokrat, secara institusi Demokrat mendukung Prabowo-Sansi dan mengusung serta didaftar ke KPU.

Namun jika kemudian secara institusi formal melegalkan ada kadernya bahkan pengurus inti mendukung pasangan lain itu yang tidak lazim.

Tapi kemudian jika massa dibawa Demokrat tidak mendukung Pilpres merupakan hal yang biasa atau disebut volatilitas atau pergeseran loyalitas.

Dan jika benar terjadi akan merusak kebiwaan marwah partai, apalagi secara formal melegalkan itu, menurut saya naif.

Saya pikir Demokrat di Kalbar jika berangkat dari hasil pileg 2014 yang lalu suaranya signifikan, indikatornya bisa mendapatkan unsur pimpinan di DPRD. Biar bagaimanapun Demokrat juga partai besar di Kalbar selain Gerindra, Golkar, dan PDI Perjuangan.

Jika kepala daerah mengkampanyekan Pilpres saya pikir sedikit banyak juga akan ada pengaruh, apalagi situasi pilkada tidak terlalu jauh dari Pilpres jadi euforia politik masih ada, masih terasa. 

Berita Terkini