‎Perjalanan Bank Sampah Sejahtera Asri, dari Timbunan Sampah Jadi Sumber Penghasilan Warga

Editor: Try Juliansyah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BANK SAMPAH - Aboy, pengelola sekaligus Wakil Ketua bank sampah Sejahtera Asri. Saat menunjukan jenis sampah yang di kelolanya di Bank Sampah Sejahtera Asri. Minggu 24 Agustus 2025. Ia menyebut dulu semunya sampah terkumpul di sini. karena orang buang sampah disini.

‎Laporan Wartawan Tribun Pontianak Faisal Ilham Muzaqi

‎TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Dari lokasi yang dulu penuh sampah, kini berdiri sebuah bank sampah yang menjadi solusi kebersihan sekaligus sumber penghasilan tambahan bagi warga.

‎Bank Sampah Sejahtera Asri berada di Jalan Atot Ahmad, Komplek Sejahtera Asri, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

‎Aboy, pengelola sekaligus Wakil Ketua bank sampah Sejahtera Asri, menceritakan awal mulanya terbentuknya Bank sampah Sejahtera Asri.

‎“Dulu dari kantor sebelah sampai ke sini, semunya sampah isinya, karena orang buang sampah disini. Makanya saya pikir, bagaimana caranya mengurangi sampah ini,” ujarnya, Minggu 24 Agustus 2025.

‎Ide itu kemudian diwujudkan dengan mengajukan rencana ke pihak kelurahan dan Dinas Lingkungan Hidup pada 2015 dan dan mulai beroperasi sekitar tahun 2018.

‎“Waktu itu kita ajukan di tahun 2015, ke kelurahan dan Dinas Lingkungan Hidup (LH) dan di setujui,  Akhirnya resmi terbentuk dan beroperasi di tahun 2018,” jelasnya.

‎Menurut Aboy, hampir semua barang bekas punya nilai jual dari botol pelastik, kardus, hingga besi.

‎“Besi alumunium atau baja ringan itu mahal, bisa Rp 30 ribu per kilogram. Kabel berbahan tembaga malah lebih mahal sekitar Rp 60 sampai Rp 70 ribu. Kardus Rp 3 ribu per kilogram, kertas besar sekitar Rp 700 rupiah per kilogram, bahkan bungkus rokok pun laku,” ungkapnya.

Baca juga: ‎Bank Sampah Sejahtera Asri Pontianak Tegaskan Tak Kerja Sama dengan Hotel dan Restoran

‎Pengelolaan sekaligus penjualan sampah di Bank Sampah Sejahtera Asri dilakukan satu hingga dua kali dalam sebulan, tergantung banyaknya sampah yang terkumpul.

‎Hasil penjualan tersebut kemudian dikelola untuk modal membayar warga yang menjual sampah ke bank sampah, sekaligus untuk kebutuhan anggota aktif yang mengelola. Seluruh proses pengelolaan dijalankan secara swadaya.

‎“Kami jual sebulan sekali, kadang dua kali kalau sampahnya banyak. Hasil penjualan dipakai untuk anggota aktif dan diputar jadi modal lagi,” ujar Aboy.

‎Aboy mengatakan, saat ini Bank Sampah Sejahtera Asri hanya mengelola sampah kering dan belum menerima sampah basah. 

Ia mengakui, pada awal beroperasi bank sampah sempat menampung semua jenis sampah, baik basah maupun kering. 

Namun, karena kini pengelola yang aktif hanya dirinya, Aboy tidak sanggup lagi untuk mengelola sampah basah.

‎“Dulu semua sampah, dari basah sampai kering. Tapi sekarang karena cuma saya yang aktif, jadinya hanya mampu mengelola sampah kering saja,” tutupnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkini