Penelitian juga menunjukkan serangan jantung sering menyertai pengerahan tenaga yang berat atau perasaan sangat marah atau kesal.
Misalnya, seseorang di sisi yang lebih tua dan tidak terbiasa berolahraga mungkin beresiko setelah melakukan aktivitas fisik yang menuntut.
"Serangan jantung tidak mungkin terjadi secara tiba-tiba daripada terjadi pada seseorang yang menyekop salju, atau berlari menaiki tangga, misalnya," tambah McLaughlin.
Sebaliknya, serangan panik dapat terjadi selama keadaan cemas serta keadaan yang tenang.
Tetapi jika Moms masih tidak yakin akan gejala mereka di tengah-tengah serangan, lebih baik mencari perhatian medis segera.
Para profesional kesehatan mengingatkan fakta bahwa tanda-tanda serangan jantung dapat terlewatkan, terutama di kalangan perempuan.
"Perempuan, khususnya, sering kehilangan tanda-tanda serangan jantung, berpikir itu hanya stres atau penyebab lain," kata Dr Steve Marso, direktur medis layanan kardiovaskular di HCA Midwest Health.
"Jangan tunda. Hanya melalui tes medis, kita bisa mengesampingkan kemungkinan serangan jantung," kata Marso.
Jika itu adalah serangan jantung, Moms akan berada di tempat yang tepat untuk mendapatkan perawatan darurat yang dibutuhkan untuk hasil terbaik.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terlihat Mirip, Ini Perbedaan Serangan Jantung Vs Serangan Panik.