TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Nyatanya serangan panik juga dapat menyerupai serangan jantung.
Gejalanya adalah ketidaknyamanan di dada, berkeringat, pusing, sesak napas dan gemetar.
Tes medis adalah satu-satunya cara untuk mengonfirmasi jenis serangan.
Tetapi memahami konteks, gejala, dan faktor risiko selalu bisa memberikan petunjuk.
Baca: Jadi Korban Hipnotis, Dua Orang Rugi Puluhan Juta
Jadi sementara kesehatan mental ialah faktor risiko utama untuk serangan panik, kesehatan fisik memainkan peran yang lebih besar dalam kasus serangan jantung.
Faktor dapat mencakup usia, kadar kolesterol, berat badan, tekanan darah, diet, dan lain-lain.
Banyak dokter mencatat sifat nyeri dapat membantu menentukan jenis serangan apa yang telah ditimbulkan olehnya.
Nyeri dada tajam atau nyeri yang terlokalisasi pada satu area kecil dikaitkan dengan serangan panik.
Rasa sakit "menusuk" ini biasanya berlangsung selama 5 hingga 10 detik.
Pasien yang mengalami serangan jantung sering melaporkan lebih banyak tekanan daripada rasa sakit, menurut Dr. MaryAnn McLaughlin, seorang ahli jantung di Mount Sinai, New York.
Perasaan itu dibandingkan dengan memakai bra yang sangat ketat atau seolah-olah dada sedang ditekan oleh sesuatu.
Baca: Jangan Abaikan! Ini 6 Tanda yang Diberikan Tubuh Sebulan Sebelum Serangan Jantung
"Ada serangan jantung tertentu yang terasa seperti rasa sakit yang sangat kuat. Tetapi secara umum, mereka mulai keluar sebagai tekanan dan kadang-kadang sensasi meremas yang bisa turun baik lengan," jelasnya.
Panjang serangan juga merupakan salah satu perbedaan utama di antara keduanya.
Sementara serangan panik bertahan kurang dari 10 menit, serangan jantung biasanya akan berlangsung lebih lama.
Jika Moms mengalami gejala-gejala tersebut selama lebih dari 5 menit, dianjurkan untuk memanggil ambulans.