Sebuah penelitian menunjukkan bahwa hipoglikemia tidak menimbulkan sakit kepala pada penderita migrain.
Sakit kepala dinilai bukan merupakan gejala hipoglikemia yang mengharuskan seseorang mencari pengobatan darurat.
Baca: Waspadai Modus Pengemis Musiman, Ini Kata Ketua MUI Kota Pontianak
Baca: Ini Jurus Jitu Dinsos Pontianak Hadapi Pengemis Musiman
Sakit kepala karena hipoglikemia cenderung menimbulkan denyutan pada kepala, berbeda dengan sakit kepala karena berpuasa.
Konsumsi kafein juga kerap dikaitkan dengan sakit kepala saat berpuasa namun masih juga menjadi perdebatan.
Sakit kepala karena konsumsi kafein biasanya terjadi sekitar 18 jam setelah konsumsi kafein terakhir, sama dengan sakit kepala karena puasa.
Sakit kepala karena konsumsi kafein juga memiliki tipe tensi yang sama dengan sakit kepala karena berpuasa.
Meski begitu, beberapa orang masih tetap merasakan sakit kepala saat berpuasa, meski sudah berhenti mengkonsumsi kafein.
Faktanya, sejumlah pakar berpikir bahwa sakit kepala karena hipoglikemia dan karena asupan kafein merupakan entitas yang terpisah dari sakit kepala karena berpuasa.
Faktor potensial lainnya yang bisa menimbulkan sakit kepala saat berpuasa, adalah faktor dehidrasi dan stres yang mengikuti kegiatan berpuasa.
Pada intinya, penyebab utama dari sakit kepala saat berpuasa masih belum diketahui karena adanya banyak faktor penentu.
Cara mengobati sakit kepala saat berpuasa
Salah satu cara yang jelas bisa meminimalisasi sakit kepala tersebut adalah tidak melewatkan makan.
Cobalah konsumsi makanan meskipun dalam jumlah sedikit atau dengan sedikit gula, sebab hal ini bisa membantu tubuh menangkal sakit kepala.
Di sisi lain, jika kita berpuasa dalam periode yang panjang seperti Bulan Ramadan, maka pertimbangkan untuk mengurangi konsumsi kopi.
Sebagai alternatif, kamu bisa berkonsultasi dengan dokter dan meminta saran untuk meminimalisasi sakit kepala tersebut terjadi sejak hari pertama berpuasa.
Ingatlah untuk tidak mengkonsumsi obat, di luar obat yang disarankan dokter. (*)