Asal Muasal Kelinci Paskah Bisa Dilacak dari Jerman

Editor: Arief
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kelinci Paskah

Peribahasa ini merujuk pada terwelu (kelinci liar) jantan yang berkelahi memperebutkan terwelu betina pada awal musim semi (sekitar bulan Maret).

Baca: Facebook dan Google Simpan 10 Jenis Data Pribadimu, Apa Kamu Tidak Khawatir?

Karena sang betina awal-awalnya akan melawan sang jantan yang mencoba mengawininya, maka gerak-gerik mereka seperti layaknya tarian gila yang jauh dari kebiasaan mereka yang biasanya pendiam.

"Kegilaan" tersebut termasuk: bertinju dengan terwelu lain (baik antarjantan maupun betina-jantan), melompat secara vertikal seakan-akan tanpa alasan apa-apa, dan secara umum menunjukkan tingkah laku yang abnormal.

Karakter Terwelu Maret dalam cerita "Alice's Adventure in Wonderland" juga diambil dari perkataan tersebut.

Kelinci dan terwelu merupakan binatang yang cepat berkembang biak. Betinanya dapat mengandung kandungan kedua sewaktu masih mengandung kandungan yang pertama. Fenomena ini disebut dengan istilah "superfetasi".

Mereka dapat berkembang biak sejak muda dan betinanya dapat melahirkan beberapa kali dalam setahun, sehingga ada perkataan "beranak seperti kelinci". Tidak mengherankan kelinci dan terwelu menjadi simbol kesuburan.

Sedangkan tradisi mewarnai telur telah berlangsung lama. Banyak orang Kristen Ortodoks yang mewarnai merah telur Paskah mereka, yang melambangkan darah Kristus dan hidup baru yang terkait dengan musim semi.

Warna telur hijau melambangkan tunas-tunas yang baru yang muncul pada permulaan musim semi.

Dalam tradisi gereja, umat Katolik tidak diperkenankan memakan telur selama puasa masa pra-Paskah, sehingga telur menjadi salah satu menu utama hidangan Paskah.

Baca: Sering Disiksa Majikan, Pembantu Muda Ini Nekat Kabur Melompat dari Balkon, Kedua Kakinya Patah

Kaum Protestan Jerman yang tidak mau mengikuti tradisi berpuasa tersebut masih tetap memakan telur pada perayaan Paskah.

Telur sejak dulu merupakan simbol kesuburan. Ide tentang kelinci yang bertelur datang dari Amerika Serikat pada abad ke-18.

Kaum imigran Jerman di Pennsylvania Jerman memakai istilah Terwelu Paskah seperti yang digunakan nenek moyang mereka di Eropa, bukan Kelinci Paskah.

Legenda di kalangan mereka, antara lain yang diceritakan oleh Jakob Grimm pada tahun 1855, tentang Osterhas yang bertelur di sarang warna-warni yang disediakan oleh anak-anak yang tidak nakal.

Halaman
123

Berita Terkini