Pangdam XII Tanjungpura Sambangi Pengurus DAD Kalbar, Yakinkan TNI Netral

Penulis: Stefanus Akim
Editor: Madrosid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pangdam XII Tanjungpura, Mayjen TNI Achmad Supriyadi, menyambangi pengurus DAD Kalbar, Rabu (31/1).

Baca: Warga tetap antusias Melihat Gerhana kendati Langit Pontianak Mendung

"Orang Dayak seringkali dikalahkan dan disalahkan bilamana terjadi konflik sosial menyangkut agraria. Tapi sebagai DAD, kami tidak akan diam. Kami akan membantu pemerintah dan rakyat untuk mendudukan persoalan sebenarnya," ujar tokoh Dayak yang juga anggota DPRD Kalbar ini.

NCH Saiyan menjelaskan tentang perjuangan politik orang Dayak di Kalbar dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan negara.

"Dayak itu pejuang, namun belum dihargai layaknya pejuang negara ini," ujar mantan anggota DPRD Kalbar ini.

Sementara itu Thadeus Yus, menjelaskan tentang eksistensi hukum adat Dayak di Kalbar.

"Di Kalbar, orang Dayak terikat dengan warisan budaya leluhurnya baik praktik adat istiadat maupun hukum adat," kata Thadeus, dosen Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura.

Baca: Sambut Gerhana, Ratusan Santri Ponpes Darussalam Sengkubang Salat Khusuf

"Faktanya, meskipun sudah menganut agama dunia, namun orang Dayak masih mempraktikan adat istiadat dan hukum adat warisan leluhurnya sebagai bagian dari kearifan lokal."

Sedangkan salah satu tokoh perempuan, Khatarina Lies, menjelaskan tentang eksistensi kaum perempuan Dayak dalam dinamika kehidupan sosial, budaya, ekonomi, dan politik di Kalbar.

Koordinator Biro Perempuan DAD Kalbar ini mengatakan, beberapa kasus human trafficking, pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, kekerasan terhadap perempuan Dayak sering terjadi baik di perkotaan maupun di perbatasan.

"Kasus memilukan sering terjadi. Perkawinan campur antara kaum perempuan Dayak dengan suku lain yang berujung dengan konversi agama sering terjadi. Demikian pula di areal perkebunan sawit misalnya, kaum perempuan Dayak dinikahi pekerja dari luar pulau yang bekerja di situ secara adat namun kemudian ditinggal lari, demikian juga kaum perempuan Dayak di perbatasan negara sana," katanya.

"Kami banyak mendapat laporan dari masyarakat tempatan, dan akan kami tindaklanjuti dengan membentuk tim advokasi perempuan Dayak Kalbar," ujar aktivis perempuan mantan anggota DPRD Prov Kalbar ini

Berita Terkini