"Di Simpang Dua ia tinggal bersama saya dan istri baru saya dan dua anak saya yang masih kecil. Saat tinggal di rumah, ia bercerita kalau dirinya selain sekolah juga menjajakan diri di Landak," tuturnya.
Mendengar hal tersebut ia kesal dan ingin mengetes kebenaran cerita anak kandungnya itu.
"Niat saya ingin tahu apakah benar ia (korban-red) sudah tidak perawan. Makanya saya ingin mengetesnya langsung," kata SA.
Ia mengaku empat kali mengetes kebenaran cerita korban. Pertama di sungai, kedua di tegah ladang dan ketiga di rumahnya.
Tiga kali dilakukannya pada malam tapi hanya sebatas memegang-megang.
Saat ke empat kalinya pada dini hari, SA menyetubuhi putrinya yang tengah tidur.
Setelah perbuatan itu, SA semakin kesal sama putrinya, lantaran cerita korban benar sudah tidak perawan.
SA mengaku sempat menangis dan memukul dinding karena kesal.
"Saya salah dan bodoh. Seharusnya saya visum saja dia tanpa harus mengetesnya langsung. Saya sangat menyesal," kata SA.