Unjuk Rasa di DPRD Kalbar Ricuh, Ketua BEM Polnep Jadi Korban Kekerasan hingga 5 Polisi Terluka

Sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka, bahkan beberapa di antaranya diamankan aparat kepolisian.

Editor: Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
UNJUK RASA - Aksi mahasiswa Kalbar yang menggeruduk kantor DPRD Kalbar, Rabu 27 Agustus 2025 sempat ricuh. Sejumlah mahasiswa dan aparat kepolisian mengalami cedera hingga Solmadapar meminta adanya reformasi Polri karena adanya tindakan represif aparat pada pendemo. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Aksi unjuk rasa mahasiswa bersama elemen masyarakat di depan Gedung DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Rabu 27 Agustus 2025, berakhir ricuh.

Sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka, bahkan beberapa di antaranya diamankan aparat kepolisian.

Koordinator Lapangan Solidaritas Mahasiswa dan Pemuda untuk Rakyat (Solmadapar), Sulthan Daulad Akbar, mengecam tindakan represif aparat dalam menangani aksi tersebut.

“Gas air mata ditembakkan, pentungan menghantam, kawan-kawan kami ada yang dikroyok, bahkan beberapa ada yang diculik,” ungkap Sulthan kepada Tribun Pontianak, Rabu malam.

Ia menilai seharusnya aparat hadir sebagai pengayom masyarakat, bukan justru bertindak keras terhadap mahasiswa yang menyampaikan aspirasi.

Baca juga: Polresta Pontianak Amankam 15 Pendemo yang Anarkis di DPRD Kalbar,  5 Personel Polisi Terluka

Menurutnya, sedikitnya delapan hingga sembilan mahasiswa ditangkap aparat dalam insiden itu.

“Yang pasti ada sekitar delapan atau sembilan orang yang ditahan. Kami menuntut reformasi Polri karena banyak tindakan anarkis yang dilakukan aparat tidak bertanggung jawab,” tegasnya.

Selain menuntut pembebasan rekan-rekan mereka, mahasiswa berencana menggelar konsolidasi lanjutan untuk menentukan eskalasi aksi berikutnya.

Baca juga: KRONOLOGI 2 ABK Tewas di Lambung Kapal Sinar Kota Besi III Dermaga Desa Kawat Tayan Hilir Sanggau

Ketua BEM Polnep Jadi Korban Kekerasan

Dalam kericuhan tersebut, Ketua BEM Politeknik Negeri Pontianak (Polnep) 2025, Syariful Hidayatullah, turut menjadi korban.

Ia mengalami luka di kepala, leher, dada, dan paha akibat diduga mendapat perlakuan kasar dari oknum aparat.

Syariful menuturkan, awalnya ia hanya berusaha menolong rekannya yang terkena gas air mata.

Namun, tiba-tiba ia diseret oleh beberapa orang berbaju hitam.

“Saya diseret ke arah tangga Gedung DPRD. Di situlah tindakan represif terjadi, saya dipukul, dipijak. Ada videonya jelas,” ucapnya.

Menurut Syariful, tindakan itu dilakukan oleh empat hingga lima orang, terdiri dari oknum aparat berseragam polisi, TNI, serta berpakaian sipil.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved