Berita Viral

Botswana Bangkit dari Ancaman HIV, Jadi Teladan Dunia 2025

Botswana bangkit dari krisis HIV dan raih predikat emas WHO. Simak kisah perjuangan, strategi edukasi, dan harapan baru penyembuhan HIV.

YouTube Doczon
ANCAMAN HIV - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Doczon, Sabtu 23 Agustus 2025, memperlihatkan Botswana bangkit dari krisis HIV dan raih predikat emas WHO. Simak kisah perjuangan, strategi edukasi, dan harapan baru penyembuhan HIV. 

Tonggak penting terjadi pada 2013, ketika Botswana mengadopsi strategi Opsi B+ WHO. 

Dengan ini, semua ibu hamil dan menyusui dengan HIV mendapat terapi kombinasi tiga obat antiretroviral. 

“Terapi tiga obat sejauh ini merupakan cara terbaik merawat kesehatan ibu sekaligus menghentikan penularan vertikal,” jelas Roger Shapiro, profesor imunologi Harvard TH Chan School of Public Health.

Pengetesan Massal: Senjata Menghentikan Gelombang Baru

Meski angka penularan menurun, masih ada tantangan: ibu yang baru terinfeksi HIV saat hamil. 

Untuk mencegah kasus ini, pemerintah Botswana memperluas program pengetesan HIV berulang bagi ibu hamil.

“Laboratorium di utara dan selatan Botswana kini memungkinkan intervensi cepat dengan antiretroviral maupun profilaksis pascapajanan,” jelas Joseph Makhema, Kepala Kemitraan Kesehatan Harvard Botswana.

Selain itu, hampir semua bayi dari ibu HIV-positif langsung dites sejak lahir. 

Jika terbukti terinfeksi, pengobatan dimulai secepat mungkin. 

“Program ini memastikan tidak ada bayi yang luput dari pengawasan medis,” tambah Max Kapanda, Kepala Program Terapi Antiretroviral Botswana.

Harapan Baru: Dari Pencegahan ke Penyembuhan HIV

Kini Botswana tidak hanya dikenal sebagai negara pertama dengan beban HIV tinggi yang meraih Tingkat Emas WHO 2025, tetapi juga sebagai pusat penelitian menuju penyembuhan HIV.

Negara ini memiliki kelompok unik anak-anak dengan HIV yang sejak lahir sudah mendapat terapi antiretroviral

Virus di tubuh mereka ditekan hingga hampir tidak terdeteksi. Mereka kini menjadi kandidat uji klinis penyembuhan.

Dalam penelitian yang dipimpin Shapiro, sekitar 30 anak akan menerima terapi antibodi penetralisir luas (bNAb) selama 11 bulan. Harapannya, ada dua skenario penyembuhan:

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved