HUT Kemerdekaan RI

Rayakan Kemerdekaan di Jalur Sunyi, Riki Taklukkan Puncak Gunung Rumput, Atap Tertinggi Sambas

Riki menyebut pihaknya membuka informasi pendakian lalu terkumpul total 14 yang masuk tim ekspedisi.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
RAYAKAN KEMERDEKAAN - Riki dan 13 pendaki lainnya ketika berada di puncak Gunung Rumput, Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalbar, Minggu 17 Agustus 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Penggiat alam memiliki cara tersendiri memaknai Hari Kemerdekan Republik Indonesia ke-80. Beberapa memilih jalur sunyi menghidupkan semangat petualangan demi kecintaan pada Tanah Air.

Seperti yang dilakukan 14 orang pendaki berhasil menaklukkan puncak gunung Rumput yang berada di Kecamatan Sajingan Besar, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat.

Gunung rumput sendiri merupakan atap tertinggi Kabupaten Sambas dengan memiliki ketinggian 1590 MDPL. Gunung ini juga benteng alam perbatasan RI dan Malaysia.

Pendakian 14 orang penggiat alam tersebut tergabung dalam tim ekspedisi Horrific Tropical. Mereka memulai perjalan pada 15 Agustus 2025 hingga berada di puncak pada tepat perayaan Kemerdekaan RI ke-80, Minggu 17 Agustus 2025.

Riki, salah satu penggiat alam dan  pendaki yang menjadi bagian tim ekspedisi itu kembali menceritakan betapa terjal jalur pendakian Gunung Rumput. Riki bilang persiapan dimulai satu bulan sebelum hari pendakian dimulai.

"Perencanaan pendakian sudah kita siapkan mulai bulan Agustus. Jadi sebulan sebelum bulan Agustus kita prepare sudah kita bekali untuk siapa-siapa saja yang mau ikut pendakian ke Gunung Rumput," kata Riki, Rabu 20 Agustus 2025.

Riki menyebut pihaknya membuka informasi pendakian lalu terkumpul total 14 yang masuk tim ekspedisi.

"Setelah dibagikan informasinya kita mendapatkan jumlah personil 14 orang siap untuk berangkat ke Gunung Rumput," jelasnya. 

Tim ekspedisi tersebut terdiri dari berbagai pendaki dari berbagai daerah di Kalbar, termasuk Sintang, Singkawang, Pontianak, Mempawah. Bahkan seorang anggota pendaki merupakan mahasiswa asal Sorong Papua.

Kota Sambas menjadi titik kumpul awal seluruh anggota pendaki bertemu.

"Kita juga kedatangan tamu mahasiswa Bali asal Sorong Papua. Ia ingin ikut bergabung di pendakian. Ada dari Sintang, Pontianak, Singkawang Mempawah, Bengkayang," sebutnya.

Riki mengatakan, pendakian untuk menyambut perayaan 17 Agustus 2025 di usia ke-80 tahun Indonesia merdeka. Dia bilang pendaki berlatang belakang pecinta alam dan komunitas alam.

Baca juga: Deputi BNPP Puji Pemkab Sambas Gelar Pasar Murah Sasar Masyarakat Perbatasan Aruk-Malaysia

"Nama tim kita terbilang masih baru didampingi BTA Sambas, ada dari anggota mapala dan sispala. Juga ada komunitas pendaki Kalimantan regional Kalbar," ungkapnya.

Riki menceritakan, pada 14 Agustus 2025 mereka mulai berangkat dari Sambas sekitar pukul tiga sore menuju Dusun Tanjung Desa Sanatab Sajingan Besar. Tujuan awal mereka registrasi di rumah Adi, guide lokal.

"Kita ke rumah gait lokal namanya Adi. Kita bermalam di rumahnya supaya besok paginya kita bisa langsung mendaki ke Gunung Rumput. Kurang lebih memakan waktu perjalanan 2 jam dari Sambas sampai ke Desa Sanatab," katanya.

Dia sana mereka mengurus administrasi di rumah RT setempat. Melengkapi administrasi di desa sekaligus prepare dan briefing bagaimana persiapan untuk pendakian.

"15 Agustus 2025 kita briefing lagi sekaligus mengecek apakah barang-barang logistik sudah dibawa. Perlengkapan jas hujan, semtar, persiapan kelengkapan lain supaya tidak ada barang yang tertinggal ketika pendakian," katanya.

Keesokan hari pukul 08.00 pagi, tim memulai pendakian dimulai dari PDAM Desa Sanatap melewati jalur Riam Pamcarek. Pendakian menuju titik poin pertama di patok c55 perbatasan RI dan Malaysia.

"Perjalanan dari PDAM ke patok c55 memakan waktu 10 jam dengan jalur landai. Kita melewati kebun lada warga memakan waktu 2 jam," katanya.

"Terus kita pukul 11.00 kita beristirahat di salah satu Riam jalur pendakian. Pukul satu siang kita lanjutkan pendakian dengan jalur yang sudah curam 45 derajat melewati Riam sampai ke patok c55," katanya.

Tim awalnya menargetkan sampai puncak langsung. Namun kondisi personel kelelahan hingga memuliakan hanya sampai patok c55 lalu bermalam di sana.

"Jalur harus dibuka oleh guide lokal banyak pohon tumbang, pacet, duri hingga pukul 6 malam kita sampai di patok c 55," katanya.

Mereka melawan suhu dingin di atas penggunaan Gunung Rumput. Menghangatkan tubuh membuat api unggun.

"Untuk menghangatkan badan dan mendirikan tenda, flysehhet, kami beristirahat malam pertama. Kondisi alam masih sangat-sangat terjaga masih sangat rapat, banyak pohon besar banyak satwa liar masih berkeliaran kita juga menemui burung enggang dan satwa lainnya," katanya.

Usai Istirahat malam, keesokan harinya mereka berkemas menyambut pendakian dengan sarapan pagi. Estimasi pendakian menempuh waktu 2 jam dari patok c55 menuju puncak Gunung Rumput.

"Kami lanjut perjalanan menuju puncak rumput. Sambil menyusuri patok batas, ketinggian di patok c55 itu 1411 MDPL, sudah mendekati puncak Gunung Rumput," katanya

Riki mengatakan ketinggian Gunung Rumput mencapai 1458 MDPL.

"Di Gunung Rumput itulah kita mendirikan basecamp utama untuk malam kedua," katanya.

Setelah berhasil sampai di puncak Gunung Rumput mereka mendirikan tenda, menyiapkan makanan lalu membuat rencana untuk mendaki ke puncak Kanyi, puncak sejati Gunung Rumput.

"Di puncak Rumput juga kita kedatangan empat pendaki Malaysia karena mereka tidak kebagian tempat untuk mendirikan tenda dan flysheet kita kasih tempat di play sheet kita untuk mereka beristirahat sambil bercengkrama," jelasnya.

Riki menjelaskan, perjalanan dari Rumput ke Kanyi memakan waktu satu setengah jam perjalanan. Puncak Kamgi memiliki ketinggian 1590 MDPL, yang merupakan puncak tertinggi di Gunung Rumput.

"Hutannya masih rapat ada batu penanda batas RI dan Malaysia. Kami berencana mengibarkan bendera merah putih di puncak namun kondisi hujan dan waktu yang mepet kami takut kena hipotermia kami batalkan," katanya.

Akhirnya perjalanan dua jam tim ekspedisi berhasil sampai di puncak Kanyi, puncak sejati Gunung Rumput. Mereka hanya mampu berselebrasi dan berfoto karena kondisi cuaca kurang bersahabat.

"Kami hanya berbuat selebrasi lalu berfoto dengan personil pendakian," katanya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved