berita viral

Pria Italia Selamat Setelah Dua Hari Hidup dengan Anak Panah di Kepala

Selama dua hari penuh, ia hidup sendirian di rumah dengan anak panah tertancap di kepalanya tanpa makan dan minum. 

TRIBUN TIMUR/ Muslimin Emba
ANAK PANAH - R korban terkena anak panah busur di Jl Datuk Ditiro, Kecamatan Tallo, Makassar, Jumat malam. Kisah lain Seorang pria berusia 64 tahun di Italia mengalami peristiwa yang nyaris merenggut nyawanya, namun berhasil bertahan hidup dalam kondisi luar biasa setelahsSelama dua hari penuh, ia hidup sendirian di rumah dengan anak panah tertancap di kepalanya tanpa makan dan minum. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Seorang pria berusia 64 tahun di Italia mengalami peristiwa yang nyaris merenggut nyawanya, namun berhasil bertahan hidup dalam kondisi luar biasa. 

Selama dua hari penuh, ia hidup sendirian di rumah dengan anak panah tertancap di kepalanya tanpa makan dan minum. 

Pria yang dikenal sebagai penggemar panahan itu ditemukan polisi setelah keluarga melaporkan kekhawatiran mereka. 

Kepala Bedah Saraf Rumah Sakit Torrette, Dr. Maurizio Iacoangeli, mengatakan pasien tiba dalam kondisi sadar meski bicara tidak jelas dan tak mampu menoleh karena posisi anak panah. 

“Meleset satu milimeter lebih jauh, pasien akan langsung meninggal. Ia beruntung,” ujarnya, menjelaskan bahwa lintasan anak panah tidak mengenai area vital otak.

Anak panah berbahan karbon memudahkan proses pemindaian sehingga operasi dapat direncanakan dengan aman. 

Hingga kini, pasien masih dirawat dalam kondisi kritis dengan risiko infeksi yang tinggi.

Delhi Dikepung Anjing Liar, Pengadilan Perintahkan Pemindahan Massal Lindungi Anak-Anak dari Rabies

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Kejadian Tak Terduga di Rumah Sunyi

Di sebuah rumah di kawasan Italia tengah, kesunyian pecah oleh kabar yang sulit dipercaya. 

Seorang pria berusia 64 tahun ditemukan polisi dalam kondisi tak biasa, anak panah menancap di kepalanya, dan ia telah hidup seperti itu selama dua hari penuh.

Pria yang identitasnya dirahasiakan itu dikenal sebagai penggemar panahan. 

Di ruang hobi rumahnya, biasanya ia menghabiskan waktu menekuni olahraga yang membutuhkan ketenangan, ketelitian, dan kontrol diri. 

Namun, entah bagaimana, kegiatan yang ia cintai itu berubah menjadi sebuah tragedi yang nyaris merenggut nyawanya.

Laporan awal menyebutkan, anak panah tersebut berasal dari busur panah miliknya sendiri. 

Belum ada kepastian apakah insiden ini murni kecelakaan atau upaya mengakhiri hidup. 

Yang jelas, selama dua hari pasca tertembus panah, ia bertahan seorang diri di rumah tanpa makan, tanpa minum, dan tanpa pertolongan.

Perjuangan Bertahan Hidup dengan Luka Mematikan

Posisi anak panah itu membuatnya tak bisa menoleh, apalagi bergerak bebas.

Setiap tarikan napas terasa berat. 

Namun, ia tetap sadar, mencoba bertahan di tengah rasa sakit dan keterbatasan gerak.

Ketika anggota keluarganya menyadari ada yang tidak beres, mereka segera menghubungi pihak berwenang. 

Polisi pun mendapati pemandangan yang mencengangkan saat tiba di lokasi.

Petugas medis bergerak cepat membawa pria tersebut ke Rumah Sakit Torrette di Ancona, Italia tengah. 

Di ruang gawat darurat, wajah-wajah serius tim medis menunjukkan betapa kritisnya situasi ini.

Ubur-Ubur Menyerbu PLTN Gravelines Hentikan Empat Reaktor Nuklir, Begini Cerita di Baliknya

Penanganan Darurat di Rumah Sakit Torrette

Kepala Bedah Saraf Rumah Sakit Torrette, Dr. Maurizio Iacoangeli, adalah orang pertama yang memastikan pasien bisa dibawa ke meja operasi dengan aman.

"Ketika pasien tiba, dia dalam kondisi sadar. Matanya terbuka, bicaranya tidak jelas, tapi ia masih berbicara," ujarnya kepada Corriere della Sera. 

"Ia sudah dua hari tidak makan atau minum, sendirian di rumah. Anak panah itu bahkan mencegahnya menoleh."

Keajaiban kecil terjadi pada jalur lintasan anak panah yang tidak menyentuh bagian vital otak. 

“Meleset satu milimeter lebih jauh, pasien akan langsung meninggal. Ia beruntung,” kata Iacoangeli dengan nada lega.

Selain itu, bahan anak panah yang terbuat dari karbon ternyata membantu proses pemindaian medis. Sifat material ini membuat alat pencitraan dapat bekerja lebih optimal, sehingga tim dokter bisa merencanakan jalannya operasi dengan risiko minimal.

Tantangan Operasi yang Rumit

Bagi sebagian orang, mungkin terlihat sederhana: cukup cabut anak panahnya. 

Namun, menurut Iacoangeli, prosedur ini jauh dari kata mudah.

"Ini bukan soal mencabut anak panah begitu saja, tetapi mencabutnya tanpa menimbulkan pendarahan hebat," jelasnya.

 “Anak panah itu bertindak sebagai penyumbat. Jika dicabut sembarangan, bisa membuka lubang besar dan menyebabkan pendarahan yang mematikan.”

Oleh karena itu, setiap langkah harus diperhitungkan dengan cermat. Tim medis menghabiskan waktu untuk memastikan tidak ada jaringan otak vital yang terdampak, sekaligus meminimalkan risiko komplikasi.

Risiko Pascaoperasi yang Masih Mengintai

Meski operasi berhasil dilakukan, perjuangan pasien belum selesai. 

Risiko infeksi tetap tinggi, terutama karena ia telah dua hari tanpa asupan makanan dan minuman, yang berarti daya tahan tubuhnya melemah.

Di ruang perawatan intensif, pasien terus dipantau ketat. 

Selang infus menyalurkan cairan dan nutrisi yang ia butuhkan, sementara peralatan medis memantau detak jantung, tekanan darah, dan saturasi oksigen setiap detik.

Keberuntungan yang Sulit Dipercaya

Bagi para dokter, kasus ini menjadi pengingat bahwa dalam dunia medis, keajaiban kadang datang dalam bentuk yang tidak terduga. 

Lintasan anak panah yang “hanya” meleset satu milimeter dari area fatal adalah batas tipis antara hidup dan mati.

Material karbon yang digunakan pada anak panah pun secara tak langsung membantu keselamatannya, karena memungkinkan pemindaian medis yang lebih akurat. 

Semua faktor ini, ditambah kesigapan tim medis, berperan dalam menyelamatkan nyawanya.

Dimensi Kemanusiaan di Balik Peristiwa

Di balik cerita medis yang rumit, ada kisah kemanusiaan yang menyentuh. 

Bayangkan seorang pria lanjut usia, sendirian di rumah, menahan sakit luar biasa selama dua hari tanpa bantuan. 

Betapa besar kemauan untuk bertahan hidup yang ia miliki.

Kisah ini juga mengingatkan bahwa di tengah hobi yang kita cintai, kecelakaan bisa terjadi kapan saja. 

Kewaspadaan, keselamatan, dan perhatian keluarga menjadi kunci untuk mencegah tragedi serupa.

Kini, meski masih dalam kondisi kritis, pria tersebut memiliki peluang untuk pulih, sebuah kesempatan kedua yang tidak semua orang miliki. 

Dan di ruang perawatan Rumah Sakit Torrette, di tengah deru mesin medis, kisah perjuangan hidup ini terus bergulir, menjadi bukti bahwa keajaiban dan keberuntungan kadang berjalan beriringan dengan ketangguhan manusia.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kepalanya Tertancap Anak Panah 2 Hari, Pria Italia Secara Ajaib Selamat

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved