Berita Viral

Kisah Bos Ngamuk Karena Pegawainya Resign 5 Menit Usai Gajian, Alasannya Bikin Ngakak

Kisah seorang bos perusahaan ngamuk gara-gara pegawainya resign 5 menit setelah menerima gaji, alasannya bikin ngakak.

Editor: Rizky Zulham
KOLASE TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RIZKY ZULHAM
RESIGN - Ilustrasi pegawai resign. Kisah seorang bos perusahaan ngamuk gara-gara pegawainya resign 5 menit setelah menerima gaji, alasannya bikin ngakak. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kisah seorang bos perusahaan ngamuk gara-gara pegawainya resign 5 menit setelah menerima gaji, alasannya bikin ngakak.

Sebuah unggahan LinkedIn oleh Khushie Chaurasiya, seorang profesional SDM yang berbasis di Noida, India, viral di media sosial.

Ia membagikan kisah pegawainya yang mengundurkan diri hanya 5 menit usai menerima gajinya.

"Gaji ditransfer jam 10.00, email pengunduran diri jam 10.05," tulisnya di LinkedIn.

Unggahan tersebut disukai lebih dari 2.300 akun di LinkedIn dan dikomentari lebih dari 1.000 orang.

Babak Baru Kasus Kematian Prada Lucky Lengkap Motif 20 Anggota TNI Tersangka, Kini Ada Korban Lain

"Saya tidak suka pekerjaan ini"

Dikutip dari India Express, Khushie Chaurasiya menyebutkan, pegawai tersebut mengirimkan email resign dengan kalimat yang blak-blakan dalam bahasa India "Mujhe yeh kaam pasand nahi aaya" yang artinya Saya tidak suka pekerjaan ini.

Chaurasiya mencatat bahwa meskipun pekerjaan pegawai tersebut di bagian penjualan diakui tidak mudah, namun menurutnya semua aspek pekerjaan telah dikomunikasikan dengan jelas sebelum tawaran tersebut diberikan.

Yang paling mengejutkannya adalah perubahan sikap yang tiba-tiba.

"Apa yang berubah dalam semalam?" tanyanya dalam unggahannya.

Mempertanyakan etika pegawai

Dalam postingan tersebut, dia juga mempertanyakan etika di balik kepergian mendadak tersebut.

"Mari kita bicara tentang etika profesional.

Perusahaan menyambut Anda, memercayai Anda, dan memberi Anda platform untuk berkembang.

Lalu—lima menit setelah gaji pertama Anda masuk ke rekening Anda—Anda pergi begitu saja. Apakah itu adil? Apakah itu etis?" tulisnya.

Ia menambahkan bahwa pengunduran diri di menit-menit terakhir sering kali menunjukkan “kurangnya niat, kedewasaan, dan akuntabilitas,” dan menekankan pentingnya komunikasi terbuka.

"Jika ada yang terasa tidak benar: Anda bisa bicara. Anda bisa meminta kejelasan atau bantuan.

Anda bisa pergi dengan sadar, bukan dengan cara yang mudah," tambahnya.

Ia melanjutkan bahwa menurutnya tidak ada pekerjaan yang tanpa tantangan, dan pertumbuhan profesional sejati membutuhkan lebih dari sekadar menerima gaji.

"Tidak ada pekerjaan yang 'mudah'. Setiap peran membutuhkan komitmen, kesabaran, dan usaha. Pertumbuhan tidak datang dengan gaji pertama Anda — melainkan dengan ketekunan," tulisnya.

Sebagai penutup, ia mendesak para profesional untuk bertanggung jawab atas keputusan karier mereka.

"Jadi, sebelum menyalahkan 'budaya' atau 'ketidaksesuaian peran,' berhentilah sejenak. Renungkan. Berkomunikasilah.

Karena pada akhirnya, profesionalisme Anda tidak ditentukan oleh jabatan Anda — tetapi oleh tindakan Anda," demikian isi postingan tersebut.

Respons warganet

Postingan tersebut langsung menarik perhatian, dan banyak pengguna LinkedIn membagikan pendapat mereka.

"Orang itu tidak salah. Tapi sebagai HR, Anda seharusnya tidak mengunggah hal-hal seperti itu di media sosial. Itu jelas menunjukkan ketidakdewasaan Anda," tulis seorang pengguna.

Pengguna lain berpihak pada karyawan tersebut, dengan mengatakan, "Etika? Mari kita perjelas: gaji dibayarkan untuk pekerjaan yang sudah dilakukan – bukan untuk amal, bukan di muka.

Jika seseorang mengundurkan diri setelah menerima gaji, itu berarti mereka telah memenuhi kewajibannya untuk bulan itu.

Dan jangan lupa: biasanya masih ada masa pemberitahuan yang harus dijalani.

Jadi, perusahaan tidak ditipu atau dirugikan.

Jika perusahaan menginginkan loyalitas seumur hidup, mungkin mereka seharusnya menerbitkan surat nikah, bukan surat penawaran."

"Ini berlaku dua arah, tapi tidak seimbang.

Ketika seorang karyawan melakukan hal ini kepada sebuah perusahaan, perusahaan tersebut biasanya tidak langsung bangkrut.

Alasan Meta Blokir 6,8 Juta Akun WhatsApp, Pengguna Terbanyak dari Asia Tenggara

Namun, ketika sebuah perusahaan melakukan hal ini kepada seorang karyawan, seringkali seluruh keluarga mereka dibawa ke jalanan.

Jadi, tolong pikirkan hal ini dari perspektif yang lebih luas," komentar pengguna ketiga.

# Berita Viral

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved