SAKSI KATA

KESAKSIAN Tujuh Pendaki di Insiden Gunung Bawang Bengkayang, Tersambar Petir Dua Kali Sampai Berasap

Semua bermula dari sebuah wacana mendaki Gunung Bawang yang akhirnya berhasil terwujudkan.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
INSIDEN GUNUNG BAWANG - 6 dari 7 pendaki yang tersesat di Gunung Bawang, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, saat dievakuasi, Minggu 3 Agustus 2025 pagi. Salah satu dari mereka yakni Ega (20) membeberkan detik-detik mencekam tersambar petir. 

Setelah itu, mereka tidur lagi.

Namun, tenda Ega mulai terasa berembus dan ia terbangun sekitar pukul 05.30 WIB atau 06.00 pagi WIB. 

Seluruh penghuni tendanya yang berjumlah tiga orang juga terbangun. 

Mereka duduk-duduk sambil bersandar dan bercerita.

Kondisi saat itu hanya hujan biasa, tidak terlalu lebat, dengan angin dan gemuruh guntur yang samar di kejauhan. 

"Nggak ada nyambar-nyambar dulu," kata Ega.

Tiba-tiba, saat mereka sedang bersandar, petir langsung menyambar tenda mereka.

Itu merupakan sambaran pertama. 

"Langsung tenda hancur, berasap," ujarnya. 

Kejadian itu berlangsung sekitar pukul 06.00 WIB atau 06.30 WIB pagi.

Ega mengingat, saat sambaran petir pertama, ia langsung terpental.

Ia dan dua temannya di tenda itu terjatuh. 

Ega merasa pandangannya keruh dan hanya bisa sadar, tetapi tidak bisa bergerak.

Ia yakin tidak akan selamat.

Sementara itu, teman-temannya kesakitan dan berteriak, 

Sekitar 3 sampai 5 menit kemudian, petir kembali menyambar. 

Kali ini, sambaran kedua mengarah ke tenda sebelah, namun tenda Ega hanya merasakan tegangan listrik, meskipun kembali terguncang. 

"Itu saya tercampak ke depan," ungkap Ega.

Hidup Mati di Gunung Bawang Bengkayang! Agil dan Rekannya Disambar Petir, 12 Jam Tersesat

Setelah dua kali sambaran petir di puncak, mereka memutuskan untuk keluar dari tenda meskipun hujan masih turun. 

"Apa yang terjadi kita merangkak aja," kata Ega. 

Mereka merangkak dan berguling karena sakit.

Saat mereka sudah berada di bawah, Ali mengabarkan bahwa Alponso pingsan. 

Dengan kondisi yang tidak bisa bergerak dan pakaian basah kuyup karena kedinginan, mereka memutuskan untuk menunggu teman-teman yang lebih kuat.

Sekitar pukul 08.00 WIB pagi, hujan mulai sedikit reda. 

Agil, Ali, dan Fadil, yang kondisinya agak lebih baik meski belum sepenuhnya fit, memutuskan untuk naik kembali ke puncak. 

Tujuan mereka adalah memastikan kondisi Alponso yang pingsan dan mengambil barang-barang penting seperti ponsel, dompet, kompor, dan gas untuk menghangatkan badan.

Saat Agil, Fadil, dan Ali tiba di puncak, mereka melihat Alponso sudah pucat dan bibirnya kering.

Ali sempat memberikan napas buatan, dan terdengar suara napas samar seperti ada air. 

Fadil melihat bahwa lidah Alponso tergigit dan sudah membiru.

Mereka pun yakin Alponso sudah meninggal dunia.

Mereka merapikan tubuh dan jaket Alponso.

Ketika Agil sedang membereskan peralatan, ia melihat rambut Ali dan Fadil berdiri, menandakan adanya tegangan listrik. 

Khawatir akan sambaran petir ketiga, Agil langsung berteriak "Turun aja kita, berkejar! Turun, turun!"

Mereka langsung berlari menuruni puncak.

Menurut mereka, kemungkinan ada sambaran petir lagi yang mengenai Alponso di momen itu.

Tersesat di Tengah Hutan dan Upaya Evakuasi

Setelah yakin Alponso sudah meninggal dunia, tiga orang Agil, Ali, dan Fadil turun dari puncak dan bergabung kembali dengan rombongan yang sedang menunggu di bawah.

Sementara itu, Ega dan dua rekannya yang menunggu di hutan mulai merasa cemas karena Agil dan tim belum juga kembali. 

“Kami udah mikir tuh, kayaknya mereka tersesat,” ujar Ega. 

Beruntung, mereka akhirnya dijemput tim penyelamat yang dipandu oleh warga berhasil ditemukan, setelah berjam-jam tersesat. 

Pesan untuk Para Pendaki

Usai insiden tragis tersebut, Ega hanya mengalami luka bakar ringan akibat sambaran petir serta nyeri di beberapa bagian tubuh.

Meski demikian, secara keseluruhan kondisinya dinyatakan aman.

Ia pun menyampaikan pesan penting untuk para pendaki lainnya, terutama yang hendak naik gunung di tengah cuaca tidak menentu. 

“Kalau hujan gitu kan, hujan, guntur, petir jangan maksakan lah,” pesannya. 

Ia menekankan bahwa keselamatan adalah prioritas utama, dan penting untuk tidak memaksakan diri saat kondisi alam sedang tidak bersahabat.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved