SAKSI KATA

KESAKSIAN Tujuh Pendaki di Insiden Gunung Bawang Bengkayang, Tersambar Petir Dua Kali Sampai Berasap

Semua bermula dari sebuah wacana mendaki Gunung Bawang yang akhirnya berhasil terwujudkan.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
INSIDEN GUNUNG BAWANG - 6 dari 7 pendaki yang tersesat di Gunung Bawang, Kecamatan Sungai Betung, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, saat dievakuasi, Minggu 3 Agustus 2025 pagi. Salah satu dari mereka yakni Ega (20) membeberkan detik-detik mencekam tersambar petir. 

"Kata warga, udah empat bulan kemarau, gak ada hujan," jelas Ega.

Warga juga menyarankan agar mereka membawa air dari Pos 1 karena kemungkinan besar Pos 2 dan Pos 3 kekeringan.

Namun, saat tiba di Pos 2, mereka justru mendengar suara aliran air yang cukup deras.

Pendakian menuju puncak memakan waktu sekitar 12 jam. Mereka tiba di puncak sekitar pukul 8 malam.

"Sampai puncak tuh cuacanya cerah banget, bintang terang," kenang Ega.

Selama perjalanan, tidak ada kejadian mistis atau aneh yang mereka alami.

Jalur pendakian awalnya kering, namun setelah melewati bebatuan dan hutan lumut, kondisi mulai lembap dan basah karena malam telah tiba.

PESAN Terakhir Pendaki Tewas Tersambar Petir di Gunung Bawang, Alponso: Tolong Jangan Tinggalkan Aku

Detik-detik Mencekam Sambaran Petir

Setibanya di puncak, mereka langsung mendirikan tenda dan makan.

Hingga pukul 23.00 WIB, mereka masih bercerita-cerita di bawah langit yang cerah dan berbintang sebelum akhirnya tidur.

Musibah datang menjelang subuh.

Hujan mulai mengguyur sekitar pukul 04.00 WIB pagi.

Mereka menempati tiga tenda. 

Tenda bagian tengah bocor, sehingga penghuninya terbangun.

Mereka menyuruh teman-teman yang tendanya bocor untuk pindah ke tenda di sebelah.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved