Pengelolaan Sampah Butuh Sinergi dan Kesadaran Kolektif Warga Singkawang

Dedi pun mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan dan mulai memilah sampah dari rumah.

Penulis: Widad Ardina | Editor: Jamadin
Istimewa
BUANG SAMPAH - Kondisi sampah dan petugas membersihkan tempat pembuangan sampah. Kabid PSLB3 DLH Kota Singkawang, Dedi Afandi, menegaskan pentingnya sinergi semua pihak dalam mempercepat penuntasan persoalan pengelolaan sampah di Kota Singkawang. Tanpa partisipasi masyarakat, sebaik apa pun infrastruktur dan program kami, tidak akan berdampak signifikan.  

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG – Kepala Bidang Pengelolaan Sampah dan Limbah B3 (PSLB3) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Singkawang, Dedi Afandi, menegaskan pentingnya sinergi semua pihak dalam mempercepat penuntasan persoalan pengelolaan sampah di Kota Singkawang.

Menurut Dedi, persoalan sampah bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi membutuhkan kesadaran kolektif dari masyarakat, pelaku usaha, dan dunia pendidikan.

"Kondisi TPA Wonosari saat ini sudah overload. Ini jadi alarm serius bahwa kita harus bergerak cepat mengubah pola pikir dan perilaku terhadap sampah, mulai dari rumah tangga," ujar Dedi saat diwawancarai pada Rabu 30 Juli 2025. 

Dedi menyebut, rata-rata timbulan sampah di Singkawang mencapai hampir 98 ton per hari, dengan dominasi jenis sampah organik sekitar 57 persen.  Namun ironisnya, pemilahan sampah dari sumber masih sangat minim.

Sebagai upaya solusi, pihaknya mendorong optimalisasi bank sampah, pembangunan TPST (tempat pengolahan sampah terpadu) atau PDU (Pusat daur ulang) di setiap kecamatan, serta pemanfaatan teknologi pengolahan seperti biokonversi maggot, pirolisis dan komposting. 

Selain itu, Dedi juga menjelaskan pentingnya pendekatan ekonomi sirkular agar sampah tak hanya menjadi beban, tetapi justru sumber nilai ekonomi baru.

Wali Kota Singkawang: Luas Karhutla di Kawasan Bandara Capai 100 Hektare

 

"Kita ingin warga tidak lagi melihat sampah sebagai limbah, tapi sebagai peluang usaha. Ada yang bisa jadi kompos, RDF, BBJP, bahkan bahan bakar dari plastik lewat teknologi pirolisis," terangnya.

Dalam roadmap pengelolaan sampah tahun 2025–2026, Kota Singkawang menargetkan pengelolaan sampah 100 persen di tahun 2029 sesuai rencana pembangunan jangka menengah nasional 2025-2029.

Dedi pun mengajak masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan dan mulai memilah sampah dari rumah.

"Tanpa partisipasi masyarakat, sebaik apa pun infrastruktur dan program kami, tidak akan berdampak signifikan. Mari kita jaga kota ini bersama," tutupnya.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!! 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved