Uang Palsu Intai Warung Kaki Lima, Pedagang Pontianak: Kami Nggak Punya Alat Deteksi!

Siti, seorang pedagang gado-gado yang biasa berjualan di Jalan Prof. M. Yamin, nyaris menjadi korban baru-baru ini.

Editor: Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FAISAL ILHAM MUZAQI
PEDAGANG KAKI LIMA - Esa penjaga stand poci angkasa sedang melayani pengunjung yang memesan makanan dan camilan, dalam gelaran acara di Pontianak Convention Center (PCC), Sabtu 26 Juli 2025. Harapan saya, polisi bisa lebih gencar mencegah dan menindak pelakunya. Kasih juga edukasi ke masyarakat supaya bisa kenali uang palsu. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Pedagang kecil di Kota Pontianak kini dilanda keresahan akibat maraknya peredaran uang palsu yang menyusup ke transaksi harian mereka.

Meski hanya bermodal tenda dan harapan, rupanya usaha kecil mereka tetap jadi sasaran oknum tak bertanggung jawab.

Siti, seorang pedagang gado-gado yang biasa berjualan di Jalan Prof. M. Yamin, nyaris menjadi korban baru-baru ini.

Dua pemuda yang datang hendak membeli dagangannya dengan uang pecahan Rp 100 ribu, langsung membuatnya curiga.

“Pas saya lihat, saya bilang uangnya beda. Saya minta mereka tukar dulu ke toko lain sebelum bayar ke saya,” ujar Siti, Minggu 27 Juli 2025.

Baca juga: HASIL Autopsi Rio Fanderi Mahasiswa IAIN Pontianak Apakah Sudah Keluar dan Bukti Kasus Disita Polisi

Beruntung, nalurinya sebagai pedagang menyelamatkan dirinya dari kerugian. 

Namun bukan berarti rasa cemas hilang begitu saja.

Dengan nada geram, Siti berharap pelaku uang palsu tak lagi menyasar pedagang kecil seperti dirinya.

“Kami ini cuma cari makan. Kalau mau nipu, ke toko besar saja. Jangan sama kami,” tegasnya.
Uang Palsu Mengintai di Tengah Keramaian

Senada dengan Siti, Sumarni, seorang pedagang yang kerap berjualan di event, juga pernah menerima uang palsu pecahan Rp 50 ribu.

Baca juga: HASIL Autopsi Ungkap Penyebab Kematian Rio Fanderi, PKBH IAIN Pontianak Tegaskan Jangan Berspekulasi

“Waktu itu rame banget, jadi saya nggak sadar. Uangnya kasar dan warnanya pudar. Baru sadar setelah pegang lebih teliti,” ujarnya.

Ia mengungkapkan kekecewaannya karena uang palsu sulit dikembalikan atau ditukar.

Pemerintah pun diminta lebih inovatif dalam pengamanan cetakan uang.

“Minimal kasih tanda atau kode yang lebih jelas. Soalnya kami nggak punya alat deteksi,” tambahnya.
Harapan untuk Polisi dan Pemerintah

Esa, pedagang event lainnya, mengaku belum pernah tertipu uang palsu. Meski begitu, rasa waswas tetap menghantui.

“Takut banget sih. Harapan saya, polisi bisa lebih gencar tangkap pelakunya"

"Jangan sampai kami yang kecil-kecil ini terus jadi korban,” ungkapnya.

Para pedagang sepakat bahwa edukasi masyarakat tentang ciri-ciri uang asli sangat penting.

Selain menekan peredaran uang palsu, ini juga bisa melindungi mereka yang berada di garis depan transaksi harian.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!! 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved