Waspadai Penyalahgunaan, Bulog Sintang Selektif Salurkan Beras SPHP

Tayang: Jumat, 25 Juli 2025 12:42 WIB

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Jamadin

Waspadai Penyalahgunaan, Bulog Sintang Selektif Salurkan Beras SPHP

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ Agus Pujianto

SALURKAN BERAS SPHP - Bulog Cabang Sintang mulai menyalurkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) periode Juli hingga Desember 2025. Kepala Bulog Cabang Sintang, Abdul Mukti, menjelaskan bahwa saat ini terdapat sejumlah perubahan mekanisme dalam distribusi SPHP dibanding sebelumnya.

Baca Selanjutnya:

Babinsa Koramil 01/Menjalin Jadi Juri Gerak Jalan Indah Sambut HUT RI ke 80 Tahun 2025

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,SINTANG - Bulog Cabang Sintang mulai menyalurkan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) periode Juli hingga Desember 2025.

Penyaluran dilakukan secara lebih selektif sebagai upaya meminimalisir penyalahgunaan beras SPHP di lapangan dan menjaga kestabilan harga pangan, sebagaimana instruksi dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Kepala Bulog Cabang Sintang, Abdul Mukti, menjelaskan bahwa saat ini terdapat sejumlah perubahan mekanisme dalam distribusi SPHP dibanding sebelumnya.

"Sekarang distribusi akan disertai rekomendasi dari Dinas Ketahanan Pangan. Ini sebagai bentuk seleksi agar SPHP benar-benar sampai ke tangan masyarakat yang membutuhkan," ungkap Mukti.

Ia menambahkan, jalur distribusi resmi tetap melalui pengecer di pasar rakyat, kios pangan binaan pemerintah, serta Gerakan Pangan Murah. Tahun ini, koperasi Merah Putih juga mulai dilibatkan sebagai mitra penyalur.

• Bulog Siapkan Penambahan Barcode di Kemasan Beras SPHP, Cegah Pemalsuan dan Duplikasi

Harga beras SPHP masih tetap Rp11.300 per kilogram, dengan pembatasan pembelian maksimal dua karung.

“Kita tidak bisa lagi menjual bebas seperti dulu. Penyaluran maksimal dua ton per minggu dan pembelinya tidak boleh menjual kembali. Kita awasi ketat,” jelasnya.

Untuk memastikan penyaluran tepat sasaran, Bulog juga melakukan sosialisasi kepada seluruh Rumah Pangan Kita (RPK) dan memperketat proses distribusi dengan sistem aplikasi digital.

“Sekarang tidak bisa sembarangan. Semua sudah tercatat dan terpantau,” tutup Abdul Mukti.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Sumber: Tribun Pontianak