Manusia Tikus, Potret Sunyi Anak Muda China yang Menyerah dari Tekanan Hidup Modern

Apakah Ini Hanya Gaya Hidup Alternatif?

Pu mengaku, di luar jam kuliah atau sesekali jalan-jalan, ia lebih banyak menghabiskan waktu di kamar. “Seperti tikus yang hidup dalam gelap,” katanya. 

Hal serupa juga dilakukan oleh banyak anak muda China lain, yang membagikan rutinitas “rat life” mereka di platform seperti Xiaohongshu dan Douyin.

Meski tampak seperti bentuk kebebasan berekspresi, fenomena ini mengungkap sisi lain dari tekanan hidup yang tak terlihat.

• Cinta 7 Tahun Kandas karena Mahar, Wanita Ini Nekat Ganggu Pernikahan Mantan

Apa yang Mendorong Fenomena Ini Muncul?

Bagaimana Tekanan Akademik dan Karier Mempengaruhi Generasi Muda?

Data resmi pemerintah China mencatat tingkat pengangguran pemuda mencapai 15,8 persen pada April 2025, naik dari 14,7 persen di tahun sebelumnya. 

Bersamaan dengan itu, lebih dari 12 juta mahasiswa akan lulus tahun ini, memperberat persaingan di pasar kerja yang sudah jenuh.

Banyak anak muda merasa kerja keras mereka tidak membawa hasil nyata. 

Bahkan lulusan universitas ternama pun kesulitan mendapatkan pekerjaan. 

Di media sosial, muncul konten-konten yang memperlihatkan frustrasi mereka atas sulitnya menembus dunia kerja.

Profesor Kuang Xianwen dari Xi’an Jiaotong-Liverpool University mengatakan, “Mereka masuk dunia kerja dan tetap merasakan tekanan luar biasa… sebagian merasa tidak ada harapan karena kompetisi begitu ketat. Jadi apa gunanya berjuang?”

Menurutnya, gaya hidup “manusia tikus” merupakan bentuk perlawanan pasif terhadap tekanan sosial. 

“Energi mereka dialihkan ke malam hari, ke dunia digital. Peran dalam masyarakat menjadi hanya untuk ‘ada’, bukan untuk bersaing,” katanya.

Apakah Ini Bentuk Baru dari “Lying Flat”?