MABM Mempawah Gelar Musda VI, Tokoh Adat Melayu Bugis Usulkan Penjaringan Transparan

Menurut Safruddin yang juga merupakan Ketua DPRD Mempawah ini, banyak tokoh-tokoh Melayu yang memiliki kompetensi dan kapasitas

Penulis: Ramadhan | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/RAMADHAN
MABM MEMPAWAH - Kader Dewan Adat Melayu Bugis Mempawah, Safruddin Asra, menyampaikan harapannya agar proses penjaringan calon ketua hingga pelaksanaan Musda MABM dapat berjalan dengan lancar, terbuka, dan melibatkan sebanyak mungkin partisipasi masyarakat Melayu, Rabu 23 Juli 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, MEMPAWAH - Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Mempawah tengah bersiap menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke-VI yang dijadwalkan berlangsung pada Rabu 30 Juli 2025, di Rumah Budaya Melayu Mempawah.

Agenda ini menjadi momen strategis untuk menentukan arah organisasi serta memilih kepemimpinan baru MABM Kabupaten Mempawah untuk masa bhakti lima tahun mendatang.

Kader Dewan Adat Melayu Bugis Mempawah, Safruddin Asra, menyampaikan harapannya agar proses penjaringan calon ketua hingga pelaksanaan Musda dapat berjalan dengan lancar, terbuka, dan melibatkan sebanyak mungkin partisipasi masyarakat Melayu.

“Saya berharap penjaringan calon ketua dan pelaksanaan Musda ini bisa berjalan lancar. Panitia harus terbuka dalam melakukan proses penjaringan, demi kebaikan kepengurusan MABM ke depan,” ujarnya, Rabu 23 Juli 2025.

Menurut Safruddin yang juga merupakan Ketua DPRD Mempawah ini, banyak tokoh-tokoh Melayu yang memiliki kompetensi dan kapasitas mumpuni untuk memimpin MABM.

Satgas Preemtif Ops Patuh Kapuas Gelar Sosialisasi dan Edukasi di Sejumlah Titik Strategis Mempawah

Ia menyebut beberapa nama yang layak dipertimbangkan oleh panitia maupun peserta Musda.

“Ada banyak tokoh Melayu yang layak memimpin, seperti Bapak Darwis Harapat yang dikenal sebagai tokoh politik, Wendri Fachrizal dari kalangan pemuda, atau Mohlis Saka yang merupakan tokoh pergerakan dan aktivis dari Laskar Pemuda Melayu,” ungkapnya.

Safruddin menambahkan bahwa keterbukaan dalam proses penjaringan akan menciptakan dinamika sehat dan memperkuat legitimasi organisasi adat Melayu.

“Panitia juga harus lebih gencar menginformasikan proses penjaringan ini ke masyarakat. Kalau bisa ramai, justru lebih bagus. Ini bukan soal siapa yang terpilih, tapi bagaimana prosesnya transparan dan benar-benar menghadirkan calon terbaik,” tegasnya.

Ia menekankan bahwa Musda tidak boleh menjadi ajang seremonial semata, melainkan forum strategis yang harus mampu menghasilkan pemimpin yang visioner dan mampu menjaga marwah kemelayuan.

“Musda nanti harus benar-benar menjadi ajang memilih pemimpin yang punya visi dan misi jelas untuk memajukan MABM. Jangan sampai hanya seremoni, tapi tidak membawa kemajuan bagi organisasi,” tutupnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved