Mahasiswa IAIN Meninggal
POLISI Sita Barang Bukti Kasus Tewasnya Rio Fanderi Mahasiswa IAIN Pontianak, Ada Bukti yang Hilang!
Kasus ini juga tengah ditangani oleh pihak kepolisian serta telah dilangsungkan autopsi untuk mengetahui penyebab meninggalnya Rio Fanderi.
Penulis: Ayu Nadila | Editor: Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kasus meninggalnya mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, Rio Fanderi (24) terus bergulir.
Kini semuanya masih menunggu hasil autopsi keluar untuk mengetahui penyebab kematian sesungguhnya mantan Ketua Umum MAPALA Enggang Gading periode 2022–2023.
Meninggalnya Rio Fanderi yang baru saja menyelesaikan skripsi serta melangsungkan sidang skripsi didepan dosen penguji ini masih menyimpan tanda tanya besar.
Pihak keluarga mendapatkan hal ganjil atas apa yang menimpa pemuda 24 tahun itu.
Kasus ini juga tengah ditangani oleh pihak kepolisian serta telah dilangsungkan autopsi untuk mengetahui penyebab meninggalnya Rio Fanderi.
Baca juga: KRONOLOGI Rio Fanderi Mahasiswa IAIN Meninggal Terbentur di UKM Kampus, Keluarga Temukan Kejanggalan
Sekretaris PKBH IAIN Pontianak, Vinna Lusiana, menjelaskan bahwa polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
Memeriksa saksi, mengamankan CCTV, dan menyita ponsel milik almarhum.
Namun, menurutnya, tidak ada saksi yang melihat langsung saat kejadian.
“Orangtua itu merasa ini ada kejanggalan karena keterangan dari rumah sakit dan memang saat kejadian, Rio sedang sendirian di ruangan,” ujar Vinna.
Pihak PKBH masih menunggu hasil autopsi dan pemeriksaan digital dari ponsel korban.
Vinna menyebut ada data dan percakapan yang hilang dan menjadi bagian dari penyelidikan yang sedang berjalan.
Baca juga: Terkait Kasus Cabul di Panti Sosial Anak, Polresta Pontianak Minta Korban Jangan Takut Lapor
Ia menambahkan, pihak kampus telah sejak awal mendampingi keluarga korban, termasuk mengurus surat kuasa untuk memastikan pendampingan hukum berjalan maksimal.
Rio Fanderi, meninggal dunia pada Kamis, 17 Juli 2025 pukul 14.25 WIB di RS Universitas Tanjungpura (Untan) setelah lima hari menjalani perawatan intensif akibat cedera parah di bagian kepala.
Keluarga korban menduga kematiannya tidak wajar dan telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian.
Ketua Pusat Konsultasi dan Bantuan Hukum (PKBH) IAIN Pontianak, Qomaruzzaman, mengungkapkan bahwa Rio mengalami insiden pada Sabtu, 12 Juli 2025 dini hari di lingkungan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) kampus.
Rio ditemukan dalam kondisi mimisan oleh temannya yang mendengar suara keras dari dalam ruangan.
“Sekira jam 11 malam dia tidur, kemudian jam 1 malam ada suara seperti barang ambruk. Temannya yang ada di luar masuk dan ternyata Rio sudah mimisan, darahnya di lap,” kata Qomaruzzaman, Senin 21 Juli 2025.
Setelah kondisinya memburuk dan tak sadarkan diri, Rio sempat dibawa ke klinik lalu dirujuk ke RS Untan dan langsung menjalani operasi.
Meski telah mendapat perawatan intensif di ICU, nyawanya tidak tertolong.
Menurut Qomaruzzaman, pihak medis menyebut cedera kepala yang dialami Rio merupakan salah satu yang paling parah yang pernah mereka tangani.
Autopsi telah dilakukan di RS Bhayangkara atas permintaan keluarga.
Duka Mendalam Keluarga:
Duka mendalam menyelimuti keluarga Rio Fanderi (24), mahasiswa semester akhir Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak, yang meninggal dunia pada Kamis 17 Juli 2025 usai menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (Untan).
Namun, di balik kepergian Rio, pihak keluarga mengungkapkan adanya sejumlah kejanggalan yang menimbulkan tanda tanya besar.
Rio sebelumnya dikabarkan mengalami insiden di lingkungan kampus pada Sabtu malam, 12 Juli 2025.
Ia disebut-sebut terjatuh dan terbentur tiang di sekitar area Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).
Keesokan harinya, ia dirawat di RS Untan Pontianak hingga akhirnya menghembuskan napas terakhir pada Kamis 17 Juli pukul 14.25 WIB.
Ibunda Rio, Sri Azizah, saat dihubungi Tribun Pontianak di Mempawah, Senin 21 Juli 2025 siang, menceritakan kronologi komunikasi terakhirnya dengan sang anak sebelum tragedi itu terjadi.
"Terakhir Rio nelepon siang hari Kamis 10 Juli, setelah sidang skripsinya. Dia bilang, ‘Mamak, abang sudah sidang dan abang lulus.’ Saya jawab, ‘Alhamdulillah abang sayang, abang ganteng, abang pintar. Selamat ya, mamak sayang abang.’ Dia senang sekali," ujar Sri Azizah dengan suara terbata-bata bercerita.
Menurutnya, saat itu Rio juga sempat bercanda menanyakan keberadaan neneknya yang akrab dipanggil "Ratu", serta mengatakan ingin pulang pada hari Senin setelah menyelesaikan revisi skripsinya.
"Dia bilang, nanti sekalian mau ke Sambas bawa teman dari Jakarta. Mau singgah ke rumah dulu, minta dimasakkan ayam. Dia bahkan sempat bercanda, ‘Kalau mamak gak ada duit, abang transfer ya," jelas Sri Azizah mengisahkan telfonan terakhir bersama anaknya.
Namun harapan itu sirna ketika pada Minggu sore, keluarga mendapat kabar bahwa Rio dilarikan ke rumah sakit.
Kabar awal yang diterima menyebutkan bahwa Rio demam. Tapi saat tiba di RS Untan, Sri Azizah terkejut melihat kondisi anaknya.
“Pas saya lihat langsung, saya kaget, ini bukan demam biasa. Perawat minta scan kepala. Saya gak sanggup dengar penjelasan, pikiran saya sudah campur aduk,” kisahnya.
Menurut pihak rumah sakit, kondisi Rio saat itu sudah terlalu parah dan kemungkinan untuk sembuh sangat kecil.
Dari cerita teman-teman Rio, korban ditemukan dalam kondisi tertelungkup dan mengeluarkan darah dari hidungnya di salah satu ruangan organisasi kemahasiswaan.
Rio akhirnya meninggal dunia pada Kamis 17 Juli. Saat keluarga tengah bersiap memakamkan jenazah, pihak Kepolisian datang dan menyarankan agar dilakukan autopsi untuk mengusut dugaan kejanggalan tersebut.
“Saya sudah siap untuk memakamkan anak saya, tapi polisi datang menyarankan autopsi. Bapaknya dan pamannya juga minta agar dilakukan, karena mereka ingin tahu sebenarnya apa yang terjadi,” tutur Sri Azizah.
Pihak keluarga berharap penyelidikan dilakukan secara menyeluruh agar misteri di balik kematian Rio bisa terungkap.
“Anak saya setahu saya tidak punya musuh. Dia anak yang baik. Saya cuma ingin keadilan dan kebenaran,” ujar Sri Azizah. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Mahasiswa IAIN Meninggal
Rio Fanderi
Mahasiswa IAIN Pontianak
Bukti yang Hilang
polisi
TribunBreakingNews
bagaimana hasil autopsi rio fanderi
hasil autopsi rio fanderi sudah keluar
apakah hASIL autopsi rio fanderi sudah keluar
Tangis Ibunda Rio Fanderi: Mahasiswa IAIN yang Baik, Suka Bercanda dan Setia Mengumandangkan Azan |
![]() |
---|
3 Kalimat Bisikan Sri Azizah Sebelum Rio Fanderi Meninggal, Genggam Tangan Ibu Lalu Pergi Selamanya |
![]() |
---|
HASIL Autopsi Ungkap Penyebab Kematian Rio Fanderi, PKBH IAIN Pontianak Tegaskan Jangan Berspekulasi |
![]() |
---|
Malam Penuh Pertanyaan! Detik Terakhir Rio Fanderi Mahasiswa IAIN Ditemukan Tergeletak di UKM Komsan |
![]() |
---|
Detik-Detik Terakhir Rio, Inilah Cerita Sahabat Sekaligus Senior di Mapala IAIN Pontianak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.