Tera Tengara Jadi Ajang Upgrade Seniman di Kalimantan Barat

Film pertama berjudul Suratan, mengangkat kisah gotong royong di salah satu wilayah Kalbar dan diproduksi pada 2016. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TRI PANDITO WIBOWO
DISKUSI FILM - Diskusi setelah pemutaran film pada ajan seni bertajuk Tera Tengara, di Port 99, Kota Pontianak, Rabu 16 Juli 2025 malam. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Ajang seni bertajuk Tera Tenggara menjadi ruang ekspresi dan kolaborasi bagi para penggiat seni multidisiplin di Kalimantan Barat

Seniman Kalbar, Hatta Budi Kurniawan, mengatakan Tera Tengara menghadirkan karya, komunitas, dan diskusi dalam satu kemasan.

“Tera Tenggara ini adalah ajang yang mengajak para seniman untuk upgrade. Bukan hanya menunjukkan karya, tapi juga membangun komunitas, memperkuat brand image,” ungkapnya kepada TribunPontianak.co.id, di Port 99, Kota Pontianak, pada Rabu, 16 Juli 2025 malam.

Kegiatan ini juga mengadakan pemutaran film, dua karya ditampilkan.

Film pertama berjudul Suratan, mengangkat kisah gotong royong di salah satu wilayah Kalbar dan diproduksi pada 2016. 

Hidupkan Taman Budaya, Pelajar dan Seniman  Ikuti Lomba Mural Disdikbud Kalbar

Film kedua, Kilometer Nol, bercerita tentang sekawan yang menghadapi konsekuensi dari pilihan hidup mereka film ini diproduksi tahun 2014.

Lebih jauh, Tera Tengara disebut sebagai wadah untuk meningkatkan kualitas karya dan semangat berkesenian.

Menurutnya, meski fasilitas saat ini lebih mudah diakses dibanding era sebelumnya, tantangan utama tetap sama: bagaimana mengelola semangat dalam berkarya.

"Dulu dengan keterbatasan alat, semangat kebersamaan lebih terasa. Sekarang, di era digital, tantangannya adalah menjaga semangat itu agar tidak memudar," katanya. 

Ia juga menilai bahwa Kalbar memiliki potensi besar dari sisi kualitas, namun masih memiliki pekerjaan rumah besar di sisi distribusi.

“Ekosistem sudah terbentuk dari penulis, produser, hingga penonton sudah ada. Tapi distribusi masih menjadi tantangan besar. Kita butuh medium agar film-film ini bisa menjangkau publik lebih luas,” tuturnya.

Tera Tengara pun menjadi sarana penting untuk membangun diskursus seputar proses kreatif dan membuka ruang refleksi terhadap karya lama. 

“Hal-hal mengenai proses harus kembali disemangatkan. Karena dalam bentuk apa pun medium, format, atau dimensi proses tetap yang utama,” pungkasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved