Satgas Pangan Kalbar Sebut Perlu Uji Laboratorium untuk Memutuskan Beras Oplosan atau Tidak
Tapi campuran antarjenis itu tetap harus diuji lebih lanjut di lab untuk memastikan apakah termasuk praktik oplosan atau tidak.
Penulis: Peggy Dania | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Menyikapi isu beras oplosan di pasaran, Satuan Tugas (Satgas) Pangan Kalimantan Barat (Kalbar) menegaskan, hingga saat ini pihaknya belum menemukan bukti kuat terkait hal tersebut.
Penegasan ini disampaikan Anggota Satgas Pangan, AKP Antonius Pardamean Sitinjak, dalam wawancara seusai acara launching bantuan pangan Juni–Juli 2025, Kamis 17 Juli 2025.
“Sampai saat ini kita belum menemukan. Karena untuk menyatakan itu oplos, harus ada pengujian lab, tidak bisa sembarangan bilang oplos,” jelasnya.
Menurutnya, perbedaan jenis beras seperti medium dan premium memang bisa terlihat dari tingkat patahan dan tampilan fisik.
Tapi campuran antarjenis itu tetap harus diuji lebih lanjut di lab untuk memastikan apakah termasuk praktik oplosan atau tidak.
AKP Anton menambahkan, pengujian hanya dapat dilakukan bila ada indikasi kuat baik dari laporan masyarakat maupun temuan langsung di lapangan.
Tanpa bukti awal yang cukup, pihaknya tidak bisa serta-merta menyita atau menguji beras yang beredar.
“Tunggu dulu ada perkembangan kedepannya, mungkin dari penyelidikan kita atau dari informasi masyarakat. Informasi itulah akan kita lakukan tindakan berdasarkan prosedur hukum yang ada. Tapi untuk saat ini belum ada yang melaporkan,” tambahnya.
Gubernur Kalbar, Ria Norsan turut memberikan penjelasan mengenai yang dimaksud dengan beras oplosan yang ramai diperbincangkan.
“Jadi gini yang dimaksud beras oplos itu, yang bagus tadi yang dijual harga Rp10 ribu dicampur dengan harga Rp7 ribu dijual harga Rp10 ribu,” jelasnya.
• Daftar Merek Beras yang Terseret Kasus Dugaan Beras Oplosan
Satuan Tugas (Satgas) Pangan mengungkap sejumlah faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras di Kalimantan Barat.
Anggota Satgas Pangan, AKP Antonius Pardamean Sitinjak, mengungkapkan bahwa saat ini, harga beras premium di pasaran tercatat mencapai Rp16.000 per kilogram, atau di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp15.400.
“Sampai sejauh ini rata-rata memang diatas harga HET Rp16 ribu, ada yang Rp15.800 sementara HET nya 15.400 kalau untuk yang premium,” ungkapnya saat diwawancarai usai acara launching penyaluran bantuan pangan beras untuk alokasi Juni–Juli 2025, Kamis 17 Juli 2025.
Sementara itu, harga beras medium berada di angka Rp13.100, masih dalam kisaran wajar.
Namun tekanan biaya distribusi antarpulau, terutama karena Kalbar belum mampu mencukupi kebutuhan beras dari hasil panen sendiri menjadi penyebab utama harga melambung.
“Penyebab kenaikannya cost, kemudian beras masih mengambil dari Jawa antarpulau. Dan inipun dari swasta pelaku usahanya, bukan dari pemerintah,” jelasnya.
Beras Oplosan
Ria Norsan
Kalimantan Barat
Gubernur Ria Norsan
Antonius Pardamean Sitinjak
Satgas Pangan
Satgas Pangan Kalbar
Harga Beras
AKP Anton
Update Harga Sembako di Kalimantan Barat Hari Ini Terbaru: Cabai Naik, Bawang dan Daging Turun |
![]() |
---|
Gubernur Kalbar Ria Norsan Imbau Massa Aksi Jaga Kondusifitas dan Sampaikan Aspirasi dengan Damai |
![]() |
---|
Situasi Terkini Aksi Damai di Sekitar Bundaran Digulis Untan Pontianak |
![]() |
---|
Unjuk Rasa Sempat Berlanjut di Bundaran Digulis Jumat Malam |
![]() |
---|
UPDATE Daftar Harga Beras Medium Hari Ini, Tertinggi Papua Tengah Rp 23.155 per Kg |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.