Berita Viral

Tangis Perpisahan dan Mata Kantuk, Wajah Emosional Hari Pertama Sekolah di Tengah Perubahan Sistem

Banyak yang bangun sejak pukul 04.00 pagi, bahkan tanpa sempat mandi atau sarapan. 

kompas.com
HARI PERTAMA SEKOLAH - Isak tangis pecah ketika mengantar anaknya memasuki sekolah Rakyat Handayani, Senin 14 Juli 2025. (KOMPAS.com/Febryan Kevin) dan Sejumlah murid Sekolah dasar di Kabupatren Cianjur, Jawa Barat memulai sekolah dengan masuk pukul 06.30 Wib. (KOMPAS.COM/FIRMAN TAUFIQURRAHMAN). Hari pertama sekolah tahun ajaran 2025/2026 diwarnai tangis haru dan rasa kantuk yang mendalam. 

Imbasnya, banyak murid sekolah dasar tampak mengantuk di hari pertama.

Feni (9), siswa kelas 3 SDN Ibu Jenab 2 Cianjur, mengaku harus bangun jauh lebih pagi dibanding biasanya.

“Tadi bangun jam setengah lima. Biasanya jam enam. Tapi sekarang kan sekolahnya harus pagi-pagi,” ucap Feni polos.

Hal serupa dirasakan Nisa (9), yang bahkan bangun pukul 04.00 WIB demi berangkat sebelum pukul enam. 

Beberapa murid lain mengaku belum sempat mandi atau sarapan karena tergesa-gesa.

Bagaimana Orangtua dan Sekolah Menanggapi Perubahan Ini?

Topik (45), salah satu orangtua murid, mengakui kesulitan menyesuaikan diri dengan jadwal baru tersebut.

“Kalau kami sebagai orangtua ya ikut saja jadwal anak. Tapi memang tadi cukup repot saat persiapan sekolahnya,” ungkapnya.

Menurut Kepala Bidang Sekolah Dasar Disdikpora Kabupaten Cianjur, Aripin, perubahan jam masuk ini telah disosialisasikan jauh-jauh hari. 

Meski banyak siswa masih tampak mengantuk, ia menilai hal itu adalah bagian dari proses adaptasi.

“Wajar ya kalau tadi ada yang masih kantuk-kantuk karena ini hal yang baru. Jadi perlu penyesuaian,” jelas Aripin di SDN Ibu Jenab 2.

Ia menambahkan, MPLS hanya berlaku bagi siswa kelas 1, sementara kelas lainnya langsung mengikuti pembelajaran sesuai kalender kurikulum yang telah disiapkan.

Apa Makna di Balik Tangisan dan Kantuk di Hari Pertama Sekolah?

Dari Jakarta hingga Cianjur, hari pertama sekolah tahun ajaran 2025/2026 tidak hanya menghadirkan kebijakan dan prosedur baru, tetapi juga menyimpan potret emosi dan perjuangan keluarga Indonesia. 

Bagi sebagian anak, ini adalah awal dari hidup mandiri di lingkungan asrama. 

Sumber: Kompas.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved