Suriansyah Sebut Keberadaan Pengecer BBM Masih Diperlukan Masyarakat dan Perlu Tambahan Stok

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sejumlah sopir melakukan aksi damai penolakan kebijakan Zero Over Dimension Over Loading (ODOL), yang berlangsung di terminal Antar Lintas Batas Negara (ALBN), Jalan Trans Kalimantan, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis 26 Juni 2025, kemarin.

Dalam aksi itu, salah satu tuntutan utama para sopir adalah kemudahan mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

Bahkan, para sopir juga mengeluhkan terkait adanya dugaan SPBU yang menjual BBM diatas HET di Kalimantan Barat.

Pada kesempatan itu, Sekretaris Daerah Kalbar, Harison juga tak segan menyatakan bahwa Pemprov Kalbar terus mengupayakan tambahan kuota solar dan mendesak Pertamina serta BPH Migas untuk menindak tegas SPBU yang melanggar aturan. 

• Polisi Sedang Lakukan Penyelidikan Mobil Modifikasi BBM Terbakar di SPBU Tekudak Kalis Kapuas Hulu

Menanggapi hal itu, Anggota DPRD Kalbar, Suriansyah mengatakan bagaimana permasalahan pengenaan harga diatas HET mungkin saja terjadi.

“Ini mungkin saja terjadi dari penjualan kepada pedagang/pengecer yang membeli solar dalam jumlah banyak. Selisih harga mungkin saja terjadi untuk mengantisipasi biaya biaya tambahan,” jelasnya.

Untuk itu, dirinya mengimbau agar keperluan konsumen yang membeli secara langsung untun tetap terlindungi dan dipikirkan dengan baik.

“Kami menghimbau agar keperluan konsumen langsung tetap terlindungi, agar tidak ada gejolak ditengah masyarakat,” imbuhnya.

Sedangkan untuk keperluan penjualan oleh pengecer perlu diberikan tambahan khusus. Karena menurutnya keberadaan pengecer masih diperlukan masyarakat dan menjadi lapangan usaha bagi masyarakat kecil. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!