Demo Sopir Truk

BREAKING NEWS - Sopir Truk di Kalbar Protes Harga BBM, Siap Demo Lanjutan

Menurut taang, harga BBM subsidi yang semestinya berada di kisaran Rp 6.800 per liter, justru kerap dijual dengan harga lebih tinggi di SPBU tertentu,

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FILE
DEMO ODOL - Kordinator lapangan Mulyono (kanan) dan Ali jenggot (tengah) foto bersama dengan salah satu petugas Ditjen Hubdat, setelah aksi di Tugu Alianyang, Jalan Lintas Kalimantan, Ambawang, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Kamis 26 Juni 2025. Mereka menyuarakan aspirasi mereka terkait kebijakan Over Dimension Over Loading (ODOL) dan kelangkaan serta mahalnya Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi. 

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Faisal Ilham Muzaqi

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Para sopir truk di Kalimantan Barat kembali menyuarakan aspirasi mereka terkait kebijakan Over Dimension Over Loading (ODOL) dan kelangkaan serta mahalnya Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi.

Dalam aksi yang digelar Kamis 26 Juni 2025, kordinator lapangan aksi Mulwarok, taang dan Ali jenggot menyatakan bahwa fokus utama tuntutan mereka saat ini adalah permintaan keadilan distribusi BBM subsidi, menyusul keputusan pemerintah pusat yang menunda pembahasan RUU ODOL hingga tahun 2027.

"RUU ODOL sudah diputuskan ditunda, jadi fokus kami sekarang soal BBM. Kami ingin BBM subsidi benar-benar bisa dinikmati oleh sopir ekspedisi, terutama di Kalimantan Barat," ujar Mulwarok saat ditemui Tribun Pontianak di Tugu Alianyang, Jalan Lintas Kalimantan, Ambawang, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat Kamis 26 Juni 2025.

Dinas Perhubungan Kalbar Sebut Penertiban ODOL Masih Tahap Sosialisasi

Menurut taang, harga BBM subsidi yang semestinya berada di kisaran Rp 6.800 per liter, justru kerap dijual dengan harga lebih tinggi di SPBU tertentu, bahkan mencapai Rp 8.500. Hal ini dinilai merugikan para sopir yang sangat bergantung pada efisiensi bahan bakar untuk operasional harian.

"Kami dapat BBM subsidi itu paling murah Rp 8.500 per liter, padahal harga aslinya Rp 6.800 per liter," jelasnya.

Menurut Ali jenggot pihak pemerintah, telah memberikan tanggapan positif dan menyampaikan komitmen tertulis untuk menyelesaikan persoalan ini dalam waktu satu bulan.

"Jika dalam sebulan tidak ada perubahan nyata, kami siap turun kembali dengan massa yang lebih besar," tegas Ali jenggot.

Para sopir berharap pemerintah lebih tegas dalam pengawasan distribusi BBM dan memastikan hak mereka sebagai pengguna yang berhak atas subsidi tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu. (Mg1)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved