Dinkes PP dan KB: 11 Kecamatan di Kapuas Hulu Tersebar Penyakit ODHIV

Sedangkan penderita yang masuk perawatan, tapi belum memulai pengobatan sebanyak 9 orang, dikarenakan menderita penyakit penyerta lainnya dan penderit

Penulis: Sahirul Hakim | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
KASUS HIV - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes PP KB Kapuas Hulu, Kastono. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PP KB) Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, jumlah warga Kapuas Hulu yang penderita baru orang dengan HIV di tahun 2025 sebanyak 19 orang. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KAPUAS HULU - Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (Dinkes PP KB) Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, jumlah warga Kapuas Hulu yang penderita baru orang dengan HIV (ODHIV) di Mei tahun 2025 sebanyak 19 orang.

Dimana tersebar di 11 Kecamatan yaitu, Kecamatan Putussibau Selatan 5 orang, Putussibau Utara 3 orang, Embaloh Hilir 3 orang, Boyan Tanjung 1 orang, Hulu Gurung 1 orang, Kalis 1 orang, Silat Hulu 1 orang, Bika 1 orang, Jongkong 1 orang, Pengkadan 1 orang, dan Badau 1 orang dengan angka kematian ODHIV sebanyak 2 orang. 

Angka kesakitan HIV di Kabupaten Kapuas Hulu yang tercatat mulai tahun 2016, yang hingga saat ini masih terkonsentrasi pada 4 populasi kunci yaitu Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), Waria (transgender), Pekerja Seks Perempuan (PSP) dan Pengguna Narkoba Suntik (penasun). 

Berdasarkan data di Sistem Informasi HIV AIDS (SIHA) sejak tahun 2016 hingga Mei 2025 di Kabupaten Kapuas Hulu, terdata sebanyak 139 Orang dengan HIV (ODHIV). 

Sementara ODHIV yang menjalani pengobatan secara teratur sebanyak 74 orang, ODHIV yang gagal follow up sebanyak 31 orang.

Sedangkan penderita yang masuk perawatan, tapi belum memulai pengobatan sebanyak 9 orang, dikarenakan menderita penyakit penyerta lainnya dan penderita yang meninggal sebanyak 25 orang. 

Imigrasi Putussibau Kapuas Hulu Tetapkan Paspor Elektronik

Pada tahun 2024 ODHIV di Kapuas Hulu tercatat sebanyak 32 ODHIV yang tersebar di Kecamatan Putussibau Utara 9 orang, Putussibau Selatan 6 orang, Boyan Tanjung 5 orang, Hulu Gurung 1 orang, Kalis 3 orang, Silat Hilir 2 orang, Bika 2 orang, Jongkong 1 orang, Pengkadan 1 orang, Bunut Hulu 1 orang dan Selimbau 1 orang dengan angka kematian sebanyak 4 orang. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinkes PP KB Kapuas Hulu, Kastono menjelaskan, untuk langkah Dinkes PP KB sendiri, telah melakukan kampanye edukasi tentang seks yang aman, penggunaan kondom, dan pentingnya pengujian HIV secara rutin.

"Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko HIV dan cara mencegah penyebarannya," ujarnya, Selasa 3 Juni 2025.

Kemudian, Dinkes PP KB Kapuas Hulu juga telah melakukan tes dan Konseling, dengan menyediakan fasilitas pengujian HIV di 23 Puskesmas dan 3 Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Kapuas Hulu (RS dr Achmad Diponegoro Putussibau, RS Semitau dan RS Badau) dan konseling bagi masyarakat. 

"Pengujian ini penting untuk mendeteksi infeksi HIV sejak dini, sehingga langkah penanganan dapat segera diambil," ucapnya.

Sedangkan untuk akses pengobatan, jelas Kastono, setiap individu yang terinfeksi HIV membutuhkan akses yang mudah terhadap pengobatan antiretroviral (ARV). 

"Kami menyediakan ARV kepada semua penderita HIV yang membutuhkan, dan untuk saat ini pengambilan pengobatan sudah di lakukan di 7 Fasilitas Kesehatan, yaitu di RSUD dr. Achmad Diponegoro Putussibau, Puskesmas Putussibau Utara, Puskesmas Putussibau Selatan, Puskesmas Badau, Puskesmas Kalis, Puskesmas Jongkong, dan Puskesmas Semitau," ujarnya.

Dijelaskan juga, selain pengobatan fisik, penderita HIV juga membutuhkan dukungan psikososial untuk mengatasi stigma dan dampak emosional yang mungkin timbul, sehingga mengakibatkan ODHIV bisa putus berobat. 

"Kami telah bekerja sama dengan Lintas Sektor terkait serta tokoh agama, media massa, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Tokoh Masyarakat setempat," ucapan.

Selain itu juga, Dinkes PP KB Kapuas Hulu, telah melakukan pemantauan terhadap kondisi penderita HIV dan AIDS secara rutin. 

"Hal ini penting untuk memastikan bahwa pengobatan efektif dan tepat diberikan kepada penderita HIV," ujarnya.

Terus kata Kastono, pihaknya melakukan pemeriksaan Viral Load, dimana pemeriksaan ini dapat dilakukan di RSUD dr Achmad Diponegoro Putussibau, untuk mengukur jumlah virus HIV di dalam darah.

"Pemeriksaan ini membantu mengevaluasi efektivitas pengobatan dan mengontrol perkembangan virus. Dengan memantau viral load secara teratur, dan dapat menilai sejauh mana pengobatan berjalan dengan baik," ucapnya.

Secara tegas Kastono menjelaskan bahwa, HIV ini  merupakan virus yang sangat berbahaya. Cara kerja virus ini dengan menyerang sistem kekebalan tubuh, sedangkan sistem kekebalan tubuh sangat penting agar tubuh secara mandiri bisa melawan kuman penyakit yang akan masuk. 

"Sampai saat ini belum ada obat yang bisa melawan HIV. Waspada penularan HIV sangat penting dilakukan. Penyakit yang disebabkan oleh HIV disebut AIDS, yang menyebabkan penurunan kekebalan tubuh yang signifikan dan membuat tubuh rentan terhadap infeksi dan penyakit lainnya," ujarnya.

Meski sangat menakutkan karena berbahaya, namun kata Kastono, sebenarnya tidak sembarang orang dapat tertular virus ini. 

Selama menjalankan pola hidup sehat dan benar, tidak akan tertular. 

"Virus berbahaya ini hanya bisa berpindah melalui cairan seperti darah, Air Susu Ibu, dan hubungan seksual," ucapnya. 

Terakhir, beberapa cara penularan virus HIV, seperti, hubungan seksual, berbagi jarum suntik, produk darah dan organ tubuh, dan ibu hamil positif HIV ke bayi. 

"Maka waspada terhadap penularan HIV sangat penting dilakukan," ujarnya.

Kastono menyampaikan, caranya dengan menjalankan kehidupan secara benar, tidak sembarangan menggunakan jarum suntik dan tidak gonta-ganti pasangan.

"Pasien yang terjangkit virus HIV sangat rentan terhadap berbagai jenis penyakit lain sehingga jika sudah terjangkit harus benar-benar ekstra berhati-hati menjaga kesehatannya," ucapnya.

Dijelaskan juga, pasien HIV seringkali merasa rendah diri dan dikucilkan karena ketakutan masyarakat akan tertular. 

Sedangkan sesuai dengan karakteristik virus dan cara penyebarannya tidak mudah. 

Selama tidak ada kontak melalui cairan dengan pasien maka virus tersebut tidak akan dapat berpindah.

"Meski demikian menghindari penyebab virus ini sangat penting. Kita tidak tahu siapa yang membawa virus dan bagaimana akan berpindah. Kehati-hatian merupakan faktor dominan untuk bisa menjaga tubuh, agar virus tidak bisa menyebar," ungkapnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved