Karhutla Kalbar

Menteri Hanif Sebut Kesiapsiagaan Karhutla di Kalbar Jadi Kunci Ketahanan Pangan Nasional

“Kesiapsiagaan menjadi kunci dalam menjaga program ketahanan pangan nasional. Ancaman kebakaran bisa mengganggu produktivitas pangan dan energi secara

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/FERLIANUS TEDI YAHYA
KUNJUNGANG MENTERI LHK - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq (tengah) saat melakukan kunjungan di PT Putra Lirik Domas yang beralamat di Desa Bintang Mas, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Sabtu 17 Mei 2025. Kunjungan ini bertujuan memastikan kesiapan perusahaan dalam mengantisipasi kebakaran lahan. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq melakukan kunjungan kerja di Provinsi Kalimantan Barat, pada kesempatan ini, ia mengatakan bawah kesiapsiagaan semua pihak dalam mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi satu hal yang penting.

Untuk itu, menurutnya kolaborasi antar pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat wajib bersinergi secara tanggap dan sigap. 

Ia mengatakan wilayah yang rawan harus dipantau dan ditangani sebelum terjadi kebakaran. 

Kalimantan Barat salah satu provinsi yang memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi. 

“Kesiapsiagaan menjadi kunci dalam menjaga program ketahanan pangan nasional. Ancaman kebakaran bisa mengganggu produktivitas pangan dan energi secara luas. Semua elemen harus ambil bagian dalam upaya pencegahan bersama,” katanya kepada tribunpontianak.co.id, Sabtu 17 Mei 2025.

Ia menegarkan, terutama kepada perusahaan yang beroperasi dalam Hak Guna Usaha (HGU). 

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Hanif Faisol Nurofiq Apresiasi Galeri Hasil Hutan di Kalbar

Di mana menurut data 2015 hingga 2024 menunjukkan 79 areal HGU pernah terbakar. 

Luas total kebakaran mencapai sekitar 42.476 hektare. Beberapa lokasi mengalami kebakaran berulang tanpa penanganan tuntas.

“Ini mengindikasikan lemahnya upaya pencegahan oleh pelaku usaha. Kementerian meminta perusahaan aktif mencegah, bukan sekadar menanggulangi api,” ujarnya.

Di Kalimantan Barat sendiri, kebakaran sering terjadi di lahan gambut saat musim kemarau. 

Faktor utama penyebab kebakaran antara lain penyiapan lahan pertanian. 

Kondisi lahan tidur dan lahan konflik memperparah penyebaran api. 

Sumber kebakaran bisa berasal dari lokasi open access yang tidak dijaga. 

Bahkan, menurutnya penanggulangan awal sering lambat akibat minim Sumber Daya Manusia (SDM) dan sarana. 

Ketidaksiapan lapangan pun dapat membuat api cepat menyebar dan meluas.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved