Kemenag Kalbar Dukung Peringatan Tri Suci Waisak di Vihara Vajra Bumi Kertayuga Kubu Raya

Vihara tersebut mewakili tradisi praktek keagamaan yang ada di dunia yaitu Mahayana, Tantrayana kemudian Hinayana atau Theravada. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Chris Hamonangan Pery Pardede
HARI RAYA WAISAK - Perwakilan Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Prov. Kalbar, Rakiman saat ditemui di Vihara Vajra Bumi Kertayuga di Jalan Ahmad Yani II, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat pada Senin 12 Mei 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBURAYA - Ratusan umat Buddha memenuhi Vihara Vajra Bumi Kertayuga di Jalan Ahmad Yani II, Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat pada Senin 12 Mei 2025 untuk merayakan Hari Raya Tri Suci Waisak

Acara ini turut dihadiri oleh Perwakilan Pembimas Buddha Kanwil Kemenag Prov. Kalbar, Rakiman. 

Rakiman mengatakan mendukung setiap tahun penyelenggaraan Hari Raya Tri Suci Waisak serta menjelaskan makna peringatan tersebut. 

"Hari Raya Tri Suci Waisak itu kenapa disebut Tri karena didalamnya ada tiga peristiwa suci yaitu berkaitan dengan lahirnya Maha Bodhisattva Sidharta Gautama, yang kedua pertapaan Sidharta Gautama menjadi Buddha, serta yang ketiga sang Buddha Sidharta Gautama mencapai parinirvana," kata Rakiman. 

Ia menambahkan ketiga peristiwa tersebut terjadi pada bulan yang sama hanya di tahun yang berbeda. 

Para pengikut Buddha Sidharta Gautama di seluruh dunia memperingati hari raya Tri Suci Waisak dengan melakukan pemandian Rupang. 

"Pemandian Rupang atau patung dari Sidharta Gautama dilakukan dengan cara dimandikan air bunga oleh para umat," ucap Rakiman. 

Lokasi perayaan Tri Suci Waisak Kabupaten Kubu Raya dilaksanakan pada beberapa tempat ibadah diantaranya Vihara Vajra Bumi Kertayuga, Vihara Maitreya, Vihara Vimalakirti, Vihara Purva Vaidurya dan Vihara Dhammasiri Jaya. 

Baca juga: TERUNGKAP Motif Remaja 16 Tahun Habisi Nyawa Pegawai Kubu Raya Diah Rindani, Pelaku Sering Ditolong

Vihara tersebut mewakili tradisi praktek keagamaan yang ada di dunia yaitu Mahayana, Tantrayana kemudian Hinayana atau Theravada. 

Kementerian Agama juga mendorong kepada seluruh umat beragama untuk menjalankan prinsip ilmu ekoteologi dalam menjaga dan memulihkan lingkungan sekitar. 

Pemerintah juga mendukung setiap acara peringatan keagamaan karena sebagai tempat introspeksi bagi setiap umat dan menjadi pengingat supaya dapat lebih baik dari tahun sebelumnya secara spiritual maupun konteks bernegara di Indonesia. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved