Berita Viral
Terobsesi Film dan Game Online, Bocah 9 Tahun di Sukabumi Bakar 13 Rumah Warga
Aksi nekat ini dilakukan karena ia terobsesi dengan adegan dalam film dan game online yang ditontonnya.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Seorang bocah laki-laki berusia sembilan tahun di Sukabumi, Jawa Barat, mengejutkan warga setelah diketahui membakar 13 rumah secara acak.
Aksi nekat ini dilakukan karena ia terobsesi dengan adegan dalam film dan game online yang ditontonnya.
Menurut kepolisian, seluruh pembakaran dilakukan selepas waktu salat, dan menggunakan korek api gas.
“Motifnya karena iseng dan terpengaruh tontonan di televisi,” ujar Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Tatang Mulyana.
Bocah tersebut ditangkap oleh petugas ronda saat hendak mengulangi perbuatannya pada Sabtu malam 3 Mei 2025.
Setelah diperiksa di Polsek Citamiang, kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan dan pelaku dikembalikan ke orang tuanya.
Peristiwa ini menyebabkan kerugian besar dan trauma mendalam bagi para korban yang kini terpaksa mengungsi.
[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]
Apa yang Terjadi di Desa Tipar, Sukabumi?
Pembakaran Beruntun oleh Anak di Bawah Umur
Dalam beberapa hari terakhir, warga Desa Tipar, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, dikejutkan oleh serangkaian kebakaran misterius.
Setelah diselidiki, pelakunya ternyata seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun.
Bocah tersebut diketahui telah membakar total 13 rumah secara acak menggunakan korek api gas.
Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Sukabumi Kota, AKP Tatang Mulyana, aksi tersebut tidak dilakukan dalam satu waktu, melainkan dalam beberapa hari secara berturut-turut.
“Untuk motif ABH (anak berhadapan dengan hukum), melakukan pembakaran karena iseng dan terobsesi dari tontonan film di televisi,” jelas Tatang kepada media pada Jumat 9 Mei 2025.
Ditangkap Saat Hendak Beraksi Lagi
Petugas ronda akhirnya berhasil menangkap bocah tersebut pada Sabtu malam, 3 Mei 2025, saat ia diduga hendak kembali melakukan aksinya.
Ia kemudian dibawa ke Polsek Citamiang untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Namun, karena masih berstatus anak di bawah umur, kasus ini diselesaikan melalui pendekatan musyawarah.
“Kini bocah bakar rumah itu sudah dikembalikan ke orang tuanya setelah dilakukan musyawarah secara kekeluargaan,” ujar AKP Tatang.
Apa Penyebab Anak Ini Melakukan Pembakaran?
Terinspirasi dari Film dan Game Online
Motif utama bocah tersebut adalah dorongan dari tontonan yang ia konsumsi.
Ia disebut meniru adegan dari film dan game online yang pernah ditontonnya.
Penyelidikan menunjukkan bahwa ia terobsesi dengan konten-konten aksi yang memperlihatkan pembakaran atau kekerasan.
“Kami mendapati bahwa seluruh pembakaran dilakukan selepas waktu salat, yang menunjukkan adanya pola tertentu dalam perilaku anak ini,” tambah AKP Tatang.
Kurangnya Pengawasan Orang Tua dan Lingkungan
Kejadian ini mencerminkan lemahnya kontrol terhadap konsumsi media oleh anak-anak.
Tanpa pengawasan yang memadai dari orang tua dan masyarakat sekitar, anak dengan mudah mengakses konten yang tidak sesuai dengan usianya dan bahkan berisiko menirunya dalam kehidupan nyata.
Apa Dampak dari Aksi Pembakaran Ini bagi Warga?
Kerugian Material dan Psikologis
Sebanyak 13 rumah hangus terbakar dalam insiden ini.
Kerugian material pun sangat besar, dan banyak keluarga kehilangan tempat tinggal serta harta benda dalam sekejap.
Beberapa warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat atau fasilitas umum setempat.
Namun, dampak yang paling terasa adalah trauma psikologis.
Peristiwa ini meninggalkan rasa takut dan tidak aman di tengah masyarakat.
“Kami sangat terkejut, apalagi pelakunya masih anak-anak. Ini benar-benar di luar dugaan,” ujar salah satu warga yang rumahnya terbakar.
Apa Tindakan Hukum dan Sosial Selanjutnya?
Penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum
Dalam sistem peradilan anak di Indonesia, pendekatan yang diutamakan adalah keadilan restoratif.
Karena pelaku masih di bawah umur, penyelesaian dilakukan dengan cara kekeluargaan tanpa proses pidana formal.
Anak dikembalikan kepada orang tuanya dengan pengawasan ketat.
Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Pencegahan
Peristiwa ini menjadi peringatan penting bagi semua pihak, termasuk orang tua, guru, serta pemerintah daerah.
Diperlukan edukasi digital yang lebih kuat serta pembatasan akses anak terhadap konten-konten yang mengandung kekerasan.
Selain itu, pengawasan sosial di tingkat komunitas perlu ditingkatkan untuk mencegah anak-anak dari perilaku menyimpang.
Bagaimana Mencegah Kejadian Serupa di Masa Depan?
Kasus bocah pembakar rumah di Sukabumi adalah sinyal bahaya tentang pentingnya literasi digital dan pengawasan anak dalam mengakses media.
Anak-anak memiliki daya imitasi tinggi dan belum mampu membedakan mana yang nyata dan mana yang fiksi.
Dengan kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung pertumbuhan anak secara sehat, bebas dari pengaruh konten yang merusak.
Tragedi ini harus menjadi titik tolak perubahan dalam cara kita memandang konsumsi digital anak-anak.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Gara-gara Terobsesi Film dan Game Online, Bocah Ini Nekat Bakar 13 Rumah di Sukabumi Jawa Barat
• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!
Bocah 9 tahun bakar rumah Sukabumi
Anak bakar 13 rumah karena game
Kasus anak terpengaruh film dan game
Anak bakar rumah Sukabumi
Pembakaran rumah oleh anak kecil
Sukabumi bocah pembakar rumah
Bocah terinspirasi game bakar rumah
Anak terobsesi game online
JAM Tangan Richard Mille Seharga Rp 11 Miliar Milik Sahroni Tak Luput dari Jarahan Massa |
![]() |
---|
BUNTUT Demonstrasi Listyo Sigit Siap Letakkan Jabatan Kapolri Jika Diminta Presiden Probowo Subianto |
![]() |
---|
Influencer Singapura Curi Make Up Rp 8 Juta, Kasusnya Jadi Pelajaran Publik |
![]() |
---|
Warga Arak Pasangan Diduga Selingkuh di Jepara, Polisi Turun Tangan |
![]() |
---|
Nenek Sulasmi Tak Pernah Dapat Bansos, Hidup Sebatang Kara di Rumah Penuh Sampah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.