Berita Viral

Terobsesi Film dan Game Online, Bocah 9 Tahun di Sukabumi Bakar 13 Rumah Warga

Aksi nekat ini dilakukan karena ia terobsesi dengan adegan dalam film dan game online yang ditontonnya. 

YouTube Kompas TV
BOCAH BAKAR RUMAH - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Kompas TV, Jumat 9 Mei 2025, memperlihatkan Seorang bocah laki-laki berusia sembilan tahun di Sukabumi, Jawa Barat, mengejutkan warga setelah diketahui membakar 13 rumah secara acak. Aksi nekat ini dilakukan karena ia terobsesi dengan adegan dalam film dan game online yang ditontonnya. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Seorang bocah laki-laki berusia sembilan tahun di Sukabumi, Jawa Barat, mengejutkan warga setelah diketahui membakar 13 rumah secara acak. 

Aksi nekat ini dilakukan karena ia terobsesi dengan adegan dalam film dan game online yang ditontonnya. 

Menurut kepolisian, seluruh pembakaran dilakukan selepas waktu salat, dan menggunakan korek api gas. 

“Motifnya karena iseng dan terpengaruh tontonan di televisi,” ujar Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Tatang Mulyana. 

Bocah tersebut ditangkap oleh petugas ronda saat hendak mengulangi perbuatannya pada Sabtu malam 3 Mei 2025.

Setelah diperiksa di Polsek Citamiang, kasus ini diselesaikan secara kekeluargaan dan pelaku dikembalikan ke orang tuanya. 

Peristiwa ini menyebabkan kerugian besar dan trauma mendalam bagi para korban yang kini terpaksa mengungsi.

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

Apa yang Terjadi di Desa Tipar, Sukabumi?

Pembakaran Beruntun oleh Anak di Bawah Umur

Dalam beberapa hari terakhir, warga Desa Tipar, Kecamatan Citamiang, Kota Sukabumi, dikejutkan oleh serangkaian kebakaran misterius. 

Setelah diselidiki, pelakunya ternyata seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun. 

Bocah tersebut diketahui telah membakar total 13 rumah secara acak menggunakan korek api gas.

Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Sukabumi Kota, AKP Tatang Mulyana, aksi tersebut tidak dilakukan dalam satu waktu, melainkan dalam beberapa hari secara berturut-turut. 

“Untuk motif ABH (anak berhadapan dengan hukum), melakukan pembakaran karena iseng dan terobsesi dari tontonan film di televisi,” jelas Tatang kepada media pada Jumat 9 Mei 2025.

Ditangkap Saat Hendak Beraksi Lagi

Petugas ronda akhirnya berhasil menangkap bocah tersebut pada Sabtu malam, 3 Mei 2025, saat ia diduga hendak kembali melakukan aksinya. 

Ia kemudian dibawa ke Polsek Citamiang untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Namun, karena masih berstatus anak di bawah umur, kasus ini diselesaikan melalui pendekatan musyawarah. 

“Kini bocah bakar rumah itu sudah dikembalikan ke orang tuanya setelah dilakukan musyawarah secara kekeluargaan,” ujar AKP Tatang.

Apa Penyebab Anak Ini Melakukan Pembakaran?

Terinspirasi dari Film dan Game Online

Motif utama bocah tersebut adalah dorongan dari tontonan yang ia konsumsi. 

Ia disebut meniru adegan dari film dan game online yang pernah ditontonnya. 

Penyelidikan menunjukkan bahwa ia terobsesi dengan konten-konten aksi yang memperlihatkan pembakaran atau kekerasan.

“Kami mendapati bahwa seluruh pembakaran dilakukan selepas waktu salat, yang menunjukkan adanya pola tertentu dalam perilaku anak ini,” tambah AKP Tatang.

Kurangnya Pengawasan Orang Tua dan Lingkungan

Kejadian ini mencerminkan lemahnya kontrol terhadap konsumsi media oleh anak-anak. 

Tanpa pengawasan yang memadai dari orang tua dan masyarakat sekitar, anak dengan mudah mengakses konten yang tidak sesuai dengan usianya dan bahkan berisiko menirunya dalam kehidupan nyata.

Apa Dampak dari Aksi Pembakaran Ini bagi Warga?

Kerugian Material dan Psikologis

Sebanyak 13 rumah hangus terbakar dalam insiden ini. 

Kerugian material pun sangat besar, dan banyak keluarga kehilangan tempat tinggal serta harta benda dalam sekejap. 

Beberapa warga terpaksa mengungsi ke rumah kerabat atau fasilitas umum setempat.

Namun, dampak yang paling terasa adalah trauma psikologis. 

Peristiwa ini meninggalkan rasa takut dan tidak aman di tengah masyarakat. 

“Kami sangat terkejut, apalagi pelakunya masih anak-anak. Ini benar-benar di luar dugaan,” ujar salah satu warga yang rumahnya terbakar.

Apa Tindakan Hukum dan Sosial Selanjutnya?

Penanganan Anak Berhadapan dengan Hukum

Dalam sistem peradilan anak di Indonesia, pendekatan yang diutamakan adalah keadilan restoratif. 

Karena pelaku masih di bawah umur, penyelesaian dilakukan dengan cara kekeluargaan tanpa proses pidana formal. 

Anak dikembalikan kepada orang tuanya dengan pengawasan ketat.

Peran Pemerintah dan Masyarakat dalam Pencegahan

Peristiwa ini menjadi peringatan penting bagi semua pihak, termasuk orang tua, guru, serta pemerintah daerah. 

Diperlukan edukasi digital yang lebih kuat serta pembatasan akses anak terhadap konten-konten yang mengandung kekerasan. 

Selain itu, pengawasan sosial di tingkat komunitas perlu ditingkatkan untuk mencegah anak-anak dari perilaku menyimpang.

Bagaimana Mencegah Kejadian Serupa di Masa Depan?

Kasus bocah pembakar rumah di Sukabumi adalah sinyal bahaya tentang pentingnya literasi digital dan pengawasan anak dalam mengakses media. 

Anak-anak memiliki daya imitasi tinggi dan belum mampu membedakan mana yang nyata dan mana yang fiksi.

Dengan kolaborasi antara keluarga, sekolah, dan masyarakat, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung pertumbuhan anak secara sehat, bebas dari pengaruh konten yang merusak. 

Tragedi ini harus menjadi titik tolak perubahan dalam cara kita memandang konsumsi digital anak-anak.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com dengan judul Gara-gara Terobsesi Film dan Game Online, Bocah Ini Nekat Bakar 13 Rumah di Sukabumi Jawa Barat

• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved