Profil dan Biodata Fridolin Ambongo Besungu, Kandidat Kuat Pengganti Paus Fransiskus

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Fridolin Ambongo Besungu, Kardinal asal Republik Demokratik Kongo, menjadi salah satu nama terdepan yang disebut-sebut sebagai pengganti potensial Paus Fransiskus. 

Di usia 65 tahun, Ambongo menjabat sebagai Uskup Agung Kinshasa dan telah dikenal luas sebagai sosok vokal dalam isu-isu sosial dan keadilan global. 

Ditunjuk sebagai kardinal oleh Paus Fransiskus pada 2019, ia dikenal sebagai konservatif budaya yang menentang keras pemberkatan pasangan sesama jenis, menyebutnya bertentangan dengan norma budaya dan pada hakikatnya jahat.

Meski demikian, ia juga mendukung dialog antaragama dengan prinsip menjaga identitas keimanan masing-masing. 

“Biarkan Protestan menjadi Protestan dan Muslim menjadi Muslim… namun setiap orang harus menjaga identitasnya sendiri,” katanya dalam wawancara tahun 2020, seperti disadur dari BBC, Kamis 24 April 2025.

Sikap ini memunculkan pertanyaan di kalangan kardinal konservatif tentang komitmennya terhadap penyebaran iman Katolik secara universal. 

Dengan posisi kuat di Gereja Afrika dan peran pentingnya di Konferensi Episkopal Afrika dan Madagaskar (SECAM), Ambongo tampil sebagai figur kompleks yang menjembatani tradisi dan tantangan dunia modern.

[Cek Berita dan informasi Paus Fransiskus Wafat KLIK DISINI]

Siapa Fridolin Ambongo Besungu?

Apa Latar Belakang Kehidupan dan Pendidikan Kardinal Ambongo?

Fridolin Ambongo lahir pada 24 Januari 1960 di Boto, sebuah desa di Provinsi Nord-Ubangi, Kongo seperti disadur dari collegeofcardinalsreport.com, Kamis 24 April 2025.

Ia tumbuh dalam keluarga Katolik yang besar dengan sebelas saudara kandung, ayahnya bekerja sebagai penyadap karet.

Pendidikan awalnya dimulai di seminari Bwamanda untuk studi filsafat dan dilanjutkan dengan studi teologi di Institut Saint-Eugène-de-Mazenod. 

Ia bergabung dengan Ordo Kapusin (OFM Cap.) pada tahun 1981 dan mengucapkan kaul kekal pada 1987, sebelum ditahbiskan menjadi imam pada 14 Agustus 1988.

Ambongo memperdalam ilmu teologi moral di Roma dan menyelesaikan disertasinya pada tahun 1995 tentang etika pembangunan di Zaire (nama lama Kongo), yang menunjukkan komitmennya terhadap isu-isu sosial dan moral.