Cerita Korban Tragedi Speedboat di Padang Tikar Kubu Raya: Bertahan di Tiang Jermal Penuh Teritip

Meski bocor, speedboat sempat dipaksakan laju mendekati Jermal supaya ada tempat untuk mereka berlindung. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/CHRIS HAMONGAN PERY PARDEDE
KORBAN SELAMAT - Potret Iwan Kuswantri, salah satu korban selamat dari kecelakaan speedboat di perairan Padang Tikar, Kecamatan Batu Ampar, Kubu Raya, Kalimantan Barat yang terjadi pada hari Kamis, 17 April 2025. Iwan sempat berpegangan pada tiang Jermal yang dipenuhi oleh teritip serta bertahan selama 3 jam di air. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, KUBU RAYA - Kecelakaan speedboat di Padang Tikar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat pada 17 April 2025 merupakan tragedi yang sulit dilupakan bagi para penumpang speedboat yang selamat. 

Salah satu korban selamat, Iwan Kuswantri (55) mengatakan penumpang speedboat saat itu ada 15 orang dan saat dalam perjalanan speedboat dihantam gelombang air yang besar. 

"Kami waktu itu ada 15 orang dalam speed sama sopirnya juga, waktu dalam perjalanan itu mendadak ada gelombang besar langsung air nyembur dari depan langsung gitu," kata Iwan saat ditemui di kediamannya di Jalan Komodor Yos Sudarso, Kecamatan Pontianak Barat, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Rabu 23 April 2025.

Saat terkena gelombang tersebut, Iwan mengungkapkan speedboat mengalami bocor dan pecah pada bagian depan. 

Meski bocor, speedboat sempat dipaksakan laju mendekati Jermal supaya ada tempat untuk mereka berlindung. 

Tiba di Pontianak, Jenazah Ari Korban Speeadboat di Padang Tikar Disambut Isak Tangis Keluarga

Ia juga mengatakan sekitar 50 meter mendekati Jermal speedboat sudah tidak bisa digunakan dan terpaksa berenang menuju ke arah Jermal untuk menyelamatkan diri masing-masing. 

Saat mendekati Jermal, ia langsung berpegangan pada tiang Jermal yang dipenuhi oleh teritip serta sempat bertahan selama 3 jam di air. 

"Waktu speed terbalik kami langsung berenang masing-masing mendekati Jermal. Sampai di tiang Jermal saya langsung pegangan biar tidak terbawa ombak itu ada sekitar 3 jam saya berendam di air, itu penuh dengan teritip sampai ini tangan sama kaki saya banyak luka akibatnya mana kena air asin tambah sakit lagi," ucap Iwan. 

Ia menambahkan pada saat berada di tiang Jermal sempat beberapa kali terkena gelombang ombak dan sempat mendengar para korban yang hilang meminta pertolongan. 

Karena situasi yang sulit serta tenaga yang telah terkuras membuat para penumpang yang berada di Jermal tidak bisa membantu para korban tersebut. 

Ia mengungkapkan tragedi tersebut merupakan sebuah musibah dan tidak ingin mengingat kembali kejadian tersebut. 

"Yang namanya musibah kita tidak tahu, tetapi sebisa mungkin saya ingin melupakan kejadian itu karena kalau ingat kejadian waktu di situ sedih rasanya," lirih Iwan. 

Saat ini, tim SAR gabungan telah menemukan satu korban yang hilang yaitu almarhum Ari Nopiandi (36/L) dan masih melakukan pencarian pada dua korban lainnya yaitu Gerry (36/L) dan Sanusi (55/L). (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved