Berita Viral
Mau Hidangan dari Kotoran Gajah Seharga 540 Dollar? Restoran di Shanghai Tawarkan Paket Hutan Hujan
Mereka menyajikan hidangan penutup yang menggunakan kotoran gajah kering dan disterilkan sebagai bahan utamanya.
Penulis: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano | Editor: Ridhoino Kristo Sebastianus Melano
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Sebuah restoran mewah di Shanghai mencuri perhatian publik dengan pendekatan kuliner ekstrem.
Mereka menyajikan hidangan penutup yang menggunakan kotoran gajah kering dan disterilkan sebagai bahan utamanya.
Inovasi ini bukan sekadar sensasi belaka, namun merupakan bagian dari konsep “pengalaman bersantap ekologis” yang dikembangkan selama tujuh tahun oleh dua pendirinya.
Mereka adalah seorang koki dari kelompok etnis Blang di Tiongkok dan rekannya asal Prancis, yang menghabiskan waktu bertahun-tahun menjelajahi hutan hujan di Provinsi Yunnan, barat daya Tiongkok.
Pengetahuan dan inspirasi dari lingkungan tersebut mereka bawa ke Shanghai, dengan misi menghadirkan nuansa dan rasa hutan hujan tropis ke dalam setiap sajian kuliner seperti disadur dari South China Morning Post, Kamis 17 April 2025.
[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]
Seperti Apa Pengalaman Kuliner di Restoran Bertema Hutan Hujan Ini?
Apa yang Dapat Diharapkan Tamu dari Sajian 15 Hidangan Seharga US$540?
Dengan harga 3.888 yuan (sekitar US$540), pelanggan akan disuguhi 15 hidangan bertema hutan hujan yang ekstrem dan tidak konvensional.
Namun biaya ini belum termasuk minuman.
Salah satu hidangan pembuka memaksa tamu untuk benar-benar berinteraksi dengan alam: mereka harus memetik daun langsung dari tanaman pot yang disediakan di meja, mencelupkannya ke dalam saus spesial, dan menyantapnya secara mentah.
Ini menandai awal dari pengalaman bersantap “fusi ekologis” yang disampaikan langsung oleh pelayan restoran.
Kemudian, ada sajian yang memadukan madu dan serbuk sari yang harus dijilat dari es batu berlapis.
Tujuannya adalah menciptakan interaksi sensual antara manusia dan unsur alam secara langsung.
Salah satu hidangan yang paling mencolok adalah semangkuk "lendir hitam", dirancang menyerupai bunga Rafflesia – tanaman parasit yang dikenal karena aroma busuknya.
Pelayan restoran menjelaskan bahwa hidangan ini diciptakan untuk membangkitkan "aroma daging yang membusuk", menantang persepsi rasa dan penciuman para tamu.
Bagaimana Hidangan Penutup dari Kotoran Gajah Disajikan?
Puncak dari seluruh pengalaman ini adalah hidangan penutup yang disebut “Bunga yang Dimasukkan ke Kotoran Gajah.”
Penampilan hidangan ini dibuat menyerupai tanah kering dengan remah-remah garing yang berasal dari kotoran gajah yang sudah disterilisasi.
Komposisinya dilengkapi dengan sorbet madu, selai buah, parfum herbal, dan taburan serbuk sari.
Menariknya, untuk menikmati hidangan ini sepenuhnya, tamu harus menaiki tangga untuk mengikuti “tur hidangan penutup”.
Di sana mereka bebas memilih jenis parfum herbal dan selai buah untuk disesuaikan dengan selera pribadi, menjadikan pengalaman ini sangat interaktif dan bersifat personal.
Apakah Kotoran Gajah Aman Dikonsumsi dalam Hidangan?
Bagaimana Legalitas dan Standar Keamanan Makanan di Tiongkok?
Kotoran gajah memang memiliki kandungan serat tanaman yang tinggi dan telah digunakan secara luas dalam pembuatan kertas daur ulang seperti A4.
Namun, penggunaannya dalam makanan menimbulkan pertanyaan besar dari sisi keamanan pangan.
Undang-Undang Kebersihan Makanan di Tiongkok menyatakan bahwa semua makanan harus tidak beracun, tidak berbahaya, serta memenuhi standar gizi.
Belum ada konfirmasi resmi apakah penggunaan kotoran gajah – meskipun telah melalui proses disinfeksi – benar-benar sesuai dengan regulasi tersebut dalam konteks kuliner.
Bagaimana Reaksi Publik Terhadap Hidangan Kotoran Gajah Ini?
Apakah Masyarakat Menanggapi dengan Kekaguman atau Kekhawatiran?
Sejak video promosi restoran ini diunggah oleh food blogger populer “Catatan Kuliner Mixue” yang memiliki lebih dari 400.000 pengikut di RedNote pada 7 April lalu, kontroversi pun bermunculan.
Dalam unggahannya berjudul “Restoran Baru Shanghai Mendorong Batas Kegilaan”, sang blogger memamerkan pengalaman unik dan ekstrem yang ia rasakan di restoran tersebut.
Tanggapan publik sangat beragam.
Seorang pengguna internet yang mengaku berasal dari Provinsi Yunnan menanggapi keras:
“Benar-benar menjijikkan dan menakutkan. Saya dari Yunnan, tapi kami jelas tidak makan kotoran gajah di sini.”
Komentar lainnya menyoroti sisi sosial-ekonomi:
“Orang kaya akan makan apa saja, dan Shanghai benar-benar layak disebut Kota Ajaib. Ini terasa seperti penghinaan dan ujian kepatuhan bagi orang kaya.”
Namun tak sedikit pula yang melihat sisi eksperimental dan artistik dari restoran ini.
Salah satu pengguna menyatakan:
“Ini bukan restoran biasa, ini lebih seperti laboratorium pengalaman kuliner. Kalau Anda mencari sensasi bersantap yang tidak terlupakan, ini patut dicoba.”
Apakah Restoran Ini Sekadar Sensasi atau Inovasi Kuliner Masa Depan?
Dengan menu yang memadukan seni, eksperimen, dan lingkungan, restoran ini menempatkan dirinya di antara batas kabur antara restoran dan pertunjukan seni kuliner.
Meskipun menghadirkan kontroversi, pendekatan ini mencerminkan tren global menuju eksplorasi bahan makanan yang tidak biasa dan pengalaman bersantap yang mendalam secara emosional.
Namun, keberlanjutan konsep ini akan sangat tergantung pada dua faktor utama: penerimaan masyarakat terhadap bahan-bahan ekstrem dan bagaimana regulasi pemerintah merespons penggunaannya dalam konteks kesehatan publik.
(*)
• Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
• Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
hidangan penutup kotoran gajah
restoran mewah China
makanan seharga US$540
restoran unik di Shanghai
restoran dengan makanan aneh
JAM Tangan Richard Mille Seharga Rp 11 Miliar Milik Sahroni Tak Luput dari Jarahan Massa |
![]() |
---|
BUNTUT Demonstrasi Listyo Sigit Siap Letakkan Jabatan Kapolri Jika Diminta Presiden Probowo Subianto |
![]() |
---|
Influencer Singapura Curi Make Up Rp 8 Juta, Kasusnya Jadi Pelajaran Publik |
![]() |
---|
Warga Arak Pasangan Diduga Selingkuh di Jepara, Polisi Turun Tangan |
![]() |
---|
Nenek Sulasmi Tak Pernah Dapat Bansos, Hidup Sebatang Kara di Rumah Penuh Sampah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.