Penjual Cupang dan Umang umang di Pasar Tengah Pontianak
Seekor ikan cupang biasa ia jual Rp15 ribu, sementara keong hias yang bermotif unik dijualnya dengan harga Rp10 ribu per ekor.
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Peggy Dania
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Jumat 28 Maret 2025, menjelang lebaran Pasar Tengah semakin padat. Warga sibuk memilih baju baru, berburu kue kering hingga mencari perhiasan.
Di tengah hiruk pikuk itu, sesuatu yang berbeda menarik perhatian deretan gantungan berisi ikan cupang dan keong hias yang berwarna warni.
Dibalik gantungan-gantungan itu, seorang pria sibuk melayani pembeli.
Ialah edy, pedagang yang sejak setahun terakhir beralih profesi dari penjual mainan menjadi penjual ikan hias yang menurutnya memiliki pasar lebih luas.
“Awalnya jual mainan, kalau ikan ini dari kecil sampai dewasa mau beli kalau mainan itu anak-anak,” ujarnya sambil memasukkan ikan ke dalam plastik pesanan pembeli.
Tak hanya ikan, Edy juga menjual keong hias yang bermotif unik. Keong-keong ini, yang juga didatangkan dari Pulau Jawa, sengaja ia jual untuk menarik perhatian anak-anak.
“Menarik anak-anak aja,” ucapnya.
Seekor ikan cupang biasa ia jual Rp15 ribu, sementara keong hias yang bermotif unik dijualnya dengan harga Rp10 ribu per ekor.
Edy hanya berjualan di Pasar Tengah selama bulan puasa. Di hari-hari lain, ia berkeliling ke berbagai daerah seperti Sintang, Mempawah, Sanggau, Balai Karangan, hingga Pemangkat. Ia mengandalkan motor sendiri untuk membawa dagangannya.
“Baru kemarin pulang dari Gerai sama Pemangkat. Habis ini mau ke Toho, ada acara gawai,” tambahnya.
Ikan yang dijual Edy bukan berasal dari Kalimantan.
“Pusat ikan dari Jawa, di sini hanya penampung. Dikirim pakai pesawat satu jam sampai,” jelasnya.
Jenis ikan yang ia jual pun beragam, mulai dari cupang, komet slayer, hingga goldfish.
Baca juga: Siapkan Puluhan Armada Untuk Mudik, Damri Pontianak Pastikan Tiket Akan Selalu Ada
Soal omset, Edy mengaku tidak bisa memastikan.
“Kadang ada, kadang tidak. Rezeki bukan kita yang ngatur,” katanya.
Tantangan lain yang ia hadapi adalah perjalanan jauh yang tak selalu mulus.
“Kemarin jatuh dari motor mau pergi ke gerai, tantangan kedua kadang tidak laku,” ungkapnya.
Dalam merawat ikan dan keongnya Edy memiliki teknik tersendiri.
“Kalau di lapangan, kasih makan tiga hari sekali. Kalau di rumah, sehari dua kali. Airnya diganti, pakai air galon dicampur garam,” jelasnya.
Meski bisnisnya penuh tantangan, ia tetap berjualan dengan semangat.
Ada momen-momen lucu yang ia alami, salah satunya saat teman-temannya ikut berjualan bersamanya.
“Kadang tiba-tiba kawan-kawan ikut jualan juga, ramai-ramai kita reunian. Tidak dapat duit, horeee,” ceritanya sambil tertawa.
Namun bagi Edy, yang terpenting bukanlah keuntungan besar.
“Harapan saya tidak juga kaya, yang penting anak saya selesai mondok. Kalau ada lebih, itu bonus dari Allah. Semoga dia besar nanti jadi ulama nanti,” ujarnya penuh harap.
Penjual cupang dan umang-umang di pasar tengah, Edy saat melayani pembeli, Jumat 28 Madet 2025. Edy hanya berjualan di Pasar Tengah selama bulan puasa. Di hari-hari lain, ia berkeliling ke berbagai daerah seperti Sintang, Mempawah, Sanggau, Balai Karangan, hingga Pemangkat. Ia mengandalkan motor sendiri untuk membawa dagangannya. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Kumpulkan Seluruh Kades di Ketapang, Bupati Tekankan Kepemimpinan Berpihak Kepada Masyarakat |
![]() |
---|
Usai Dilantik, 41 Kades di Ketapang Akan Ikuti Pembekalan dan Pelatihan |
![]() |
---|
PT Agrolestari Mandiri dan BPBD Ketapang Serukan Kolaborasi Sektoral Cegah Karhutla |
![]() |
---|
Wajah Tanjung Besiku: Menggali Kembali Identitas Budaya Tepian Sungai Kapuas |
![]() |
---|
Pemkot Pontianak Percepat Sertifikasi Tanah Wakaf, Takmir Nilai Penting untuk Kemaslahatan Umat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.