Ramadhan 2025

Khutbah Jumat Akhir Ramadhan 1446 H jelang Lebaran Idul Fitri 2025 M dengan Pesan Menyentuh Hati

Sobat Tribun Pontianak mencari matreri Khutbah Jumat akhir Ramadhan 1446 H tahun ini? cek contoh naskah lengkapnya berikut ini!

Penulis: Ishak | Editor: Ishak
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ferryanto
KHUTBAH JUMAT - Suasana Sholat Jumat di Masjid At Taqwa Polri Jalan Alianyang Pontianak, 20 September 2024 silam. Inilah contoh naskah teks untuk materi Khutbah Jumat Akhir Ramadhan 2025 M atau Bulan Puasa 1446 H tahun ini! 

Dalam sebuah pesan yang sangat singkat namun lugas, Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah menyebutkan sebuah perkataan:

الْوَقْتُ سَيْفٌ فَإِنْ لَمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ، وَنَفْسُكَ إِنْ أَشْغَلْتَهَا بِالْحَقِّ وَإِلاَّ اشْتَغَلَتْكَ بِالْبَاطِلِ

Artinya:

“Waktu ibarat pedang, jika engkau tidak menebasnya maka ialah yang akan menebasmu. Dan jiwamu jika tidak kau sibukkan di dalam kebenaran maka ia akan menyibukkanmu dalam kebatilan” 

Baca juga: Doa Puasa Malam ke-27, Berburu Pahala Malam Lailatul Qadar di 10 Hari Terakhir Ramadhan 2025 M

Tanpa terasa, kita sudah memasuki Jumat terakhir di Bulan Ramadhan 1446 H tahun ini!

Itu berarti pula Bulan suci nan mulia ini akan segera meninggalkan kita!

Pada masa lampau, kepergian Bulan suci ini menghadirkan kesedihan mendalam bagi orang-orang Sholeh.

Orang-orang yang dalam hatinya dipenuhi dengan keimanan kepada Allah SWT !

Bagi orang-orang yang mengerti hakikat hari yang fitri, tentu dia tidak akan memilih berjejalan di toko pakaian di hari-hari terakhir Ramadan. Tetapi sebagaimana orang-orang mulia, generasi awal umat ini, mereka memanfaatkan waktu Ramadan ini dengan berbuat kebaikan, semaksimal yang mereka bisa !

Dalam beberapa kisah, disebutkan betapa bersedih hatinya seorang Ali bin Abi Thalib r.a ketika Ramadhan berakhir.

itab Sirah Ashabunnabi, karya Syekh Mahmud al-Misri dan Syiar A’lam An-Nubala’, karya Imam Adz-Dzahabi dikisahkan, usai salat Ashar, setelah seharian beliau merasa sedih, karena bulan Ramadan akan segera berakhir, Sayyidina Ali ra. kemudian pulang dari masjid.

Sesampainya di rumah, ia disambut sang istri tercinta Sayyidah Fathimah Az-Zahra ra. dengan pertanyaan penuh perhatian, “Kenapa engkau terlihat pucat, kekasihku,” sapa Sayyidah Fatimah.

“Tak ada tanda-tanda keceriaan sedikitpun di wajahmu, padahal sebentar lagi kita akan menyambut hari kemenangan?,” lanjutnya.

Ali hanya terdiam lesu, tak berapa lama kemudian ia minta pertimbangan sang istri untuk mensedekahkan semua simpanan pangannya kepada fakir miskin. “Hampir sebulan kita mendapat pendidikan dari Ramadan, bahwa lapar dan haus itu teramat pedih. Segala puji bagi Allah, yang sering memberi hari-hari kita dengan perut sering terisi,” kata Ali r.a.

Baca juga: Buka Puasa Bersama Pemkot Pontianak, Edi Suryanto Mengaku Terkesan Semasa Jabat Pj Wako Pontianak

Sore itu juga, beberapa jam sebelum takbir berkumandang, Sayyidina Ali ibn Abi Thalib ra. terlihat sibuk mendorong pedatinya, yang terdiri dari tiga karung gandum dan dua karung kurma hasil dari panen kebunnya. Ia berkeliling dari pojok kota dan perkempungan untuk membagi-bagikan gandum dan kurma itu kepada fakir miskin dan yatim/piatu.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved