Merajut Asa Buruh Bongkar Muat Pelabuhan Tebas Kuala Kabupaten Sambas
Limin tidak sendiri, ada belasan rekannya yang menjadi buruh bongkar muat kapal di dermaga. Namun mudah mengenal Limin, ia selalu mengenakan helm kuni
Penulis: Imam Maksum | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
"Biar bagaimanapun tetap kita terima sampai kapanpun pasti jembatan akan dibangun walaupun bukan hari ini, entah tahun-tahun ke depan pasti pembangunan akan terjadi," ujarnya.
Seperti tak ingin tenggelam dalam keadaan sulit. Limin membanting stir beralih profesi sebagai buruh bongkar muat pelabuhan. Pekerjaan itu mulai dilakoni sejak pelabuhan sepi.
Namun mewakili suara mantan penambang perahu lainnya, Limin berharap kondisinya diperhatikan pemerintah daerah bahkan pemerintah pusat.
"Harapan saya ada kompensasi lah atas putusnya pekerjaan kami ini jadi pihak penambang pun sedang usahakan lah. Kepada pemerintah pusat memikirkan nasib kami semuanya," katanya.
Limin menyebut ada sekitar 100 lebih orang yang kehilangan pekerjaan dari berhentinya usaha tambang perahu motor di sana.
"Kawan-kawan penambang ini ramai juga. Kalau dihitung-hitung ada sekitar 100 lebih dengan sif-sifan. Adanya sif malam, siang, ada juga yang penyerap," tambahnya.
Dia menyebut cukup banyak yang terdampak kehilangan pekerjaan. Sebagai berupaya jadi buruh bongkar muat, namun sisanya ada yang terpaksa menganggur.
"Jadi ramai kawan yang terputus pekerjaan selama ada jembatan kita ini. Sementara hanya ini kerjaan kami buruh angkut, kedepan kita cari kerjaan lain sementara habiskan hingga lebaran bertahan dulu di sini," katanya.
Limin berharap kedepan ada pekerjaan layak untuk dirinya sehingga tak terus menerus mengandalkan pendapatan dari buruh bongkar muat di pelabuhan.
"Kedepannya mungkin ada kerjaan tetap kita tidak tahu. Kapal yang datang tidak tentu, kadang seminggu sekali, kadang dua kali seminggu," tuturnya.
Pendapatan Limin saat ini sangat bergantung pada jumlah kepala yang datang ke pelabuhan dan muatannya. Kalau kapal jarang tiba, kondisi yang dialami Limin pun sulit.
"Ini kondisinya muatan agak susah di Minda, kelapa sudah kurang kopra juga inipun banyak ke ikan. Sementara penghasil tidak tetap, tergantung kapal datang, kadang tidak ada kapal, tidak kerja kita, jadi harus cari sampingan," ungkapnya.
Untuk mensiasati itu, Limin sesekali memancing udang di Sungai Sambas Besar. Udang yang didapat lalu dijual, sisanya untuk dikonsumsi.
"Sambil mancing udang," kata Limin, pria lajang itu. Ia masih tinggal bersama orang tuanya di rumah beserta saudara-saudaranya.
Dia mengakui, hasil menjadi buruh bongkar muat yang tak seberapa sangat jauh dibanding pendapatan saat bekerja menambang perahu motor penyebrangan.
"Perbandingan pendapatan sangat jauh sekarang, kalau dulu penambang ada tetap, kalau buruh ini kalau ada kapal datang baru kita kerja," terangnya. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Kabupaten Sambas
Tebas
Desa Tebas Kuala
Tebas Kuala
Sambas
Kalimantan Barat
Kalbar
Senin 17 Maret 2025
PLN UIP KLB Raih Penghargaan Tribun Awards 2025 Atas Dukungan Air Bersih dan Sanitasi |
![]() |
---|
SMA Kristen Talenta Singkawang Jadi Simbol Ketulusan Guru Mengajar dan Semangat Anak Bangsa Belajar |
![]() |
---|
Pos Kamling Murai Sekadau Raih Juara I Lomba Satkamling Tingkat Polda Kalbar 2025 |
![]() |
---|
Duka di Tengah Lomba! Syahgiran Gugur Saat Pertandingan Sepakbola Desa Pangkalan Kongsi Tebas Sambas |
![]() |
---|
Tangaran Gelar Lomba Baca Rawi Lestarikan Seni Budaya Sambas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.