Ragam Contoh
Kisah Nabi Adam AS dan Hawa: Asal-Usul Mahar dalam Pernikahan Islam
Kisah mahar Nabi Adam untuk Hawa ini mengandung nilai spiritual dan pelajaran bagi umat manusia.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Mahar dalam pernikahan memiliki makna yang mendalam dalam Islam, tidak hanya sebagai bentuk pemberian materi tetapi juga sebagai simbol penghormatan dan komitmen seorang suami kepada istrinya.
Sejak zaman Nabi Adam AS, konsep mahar sudah ada sebagai bagian dari ikatan pernikahan yang sah.
Dalam Islam, pernikahan memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi, salah satunya adalah pemberian mahar oleh suami kepada istri.
Mahar merupakan hak mutlak bagi istri dan mencerminkan kesungguhan suami dalam membangun rumah tangga.
Meskipun secara hukum pernikahan tetap sah meski mahar belum dibayarkan secara langsung, ulama menganjurkan agar suami yang belum melunasi mahar menahan diri dari menggauli istrinya hingga kewajiban tersebut ditunaikan.
Hal ini menunjukkan bahwa mahar bukan sekadar formalitas, tetapi juga memiliki nilai tanggung jawab dan penghormatan dalam hubungan pernikahan.
• Biografi Ummu Kultsum binti Muhammad, Putri Rasulullah yang Menghadapi Ujian di Awal Islam
Pemberian mahar dapat dilakukan secara langsung atau dengan kesepakatan untuk dibayar di kemudian hari. Namun, Islam menganjurkan agar suami melunasi mahar sesegera mungkin, sebagai bentuk penghargaan terhadap istrinya dan untuk menjaga keharmonisan rumah tangga.
Selain memiliki dimensi hukum, mahar juga memiliki aspek spiritual dan psikologis yang mengikat pasangan dalam hubungan yang lebih sakral.
Salah satu kisah yang sering disebut dalam konteks pentingnya mahar dalam pernikahan adalah kisah Nabi Adam AS dan Hawa.
Menurut riwayat yang dikisahkan oleh Syekh Abu Bakar Syatha, setelah Allah SWT menciptakan Hawa sebagai pasangan hidup Nabi Adam AS, Allah memerintahkan Nabi Adam untuk memberikan mahar sebelum diperbolehkan mendekati dan menyentuhnya.
Hal ini menjadi contoh bahwa sejak awal penciptaan manusia, mahar sudah menjadi bagian dari ajaran Islam yang menunjukkan rasa hormat seorang suami terhadap istrinya.
Dari kisah ini, dapat dipahami bahwa mahar bukan hanya sekadar tradisi dalam pernikahan, tetapi juga bagian dari ketentuan syariat yang memiliki nilai luhur.
Dengan adanya mahar, suami diharapkan lebih bertanggung jawab dalam menjalani kehidupan rumah tangga, sementara istri merasa dihargai dan memiliki kedudukan yang terhormat dalam pernikahan.
Selain itu, mahar juga menjadi bentuk kebaikan yang menunjukkan kasih sayang serta keseriusan suami dalam membangun kehidupan bersama dengan istrinya.
Keberadaan mahar dalam pernikahan diharapkan dapat memperkuat ikatan suami istri, menumbuhkan rasa saling menghormati, serta menciptakan rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah.
• Kisah Dialog Rasulullah SAW dengan Iblis: Ungkapan Rahasia Tipu Daya terhadap Manusia
Oleh karena itu, penting bagi setiap pasangan untuk memahami esensi mahar bukan hanya sebagai kewajiban materi, tetapi juga sebagai bentuk keikhlasan dan komitmen dalam menjalin kehidupan berumah tangga.
Ini menunjukkan bahwa mahar telah menjadi bagian penting dalam hubungan suami-istri sejak masa awal penciptaan manusia.
Allah meminta Nabi Adam untuk membaca shalawat sebagai bentuk mahar untuk Hawa, dengan jumlah yang besar, namun Nabi Adam hanya mampu melaksanakan setengahnya.
Dalam kisah tersebut, Allah memaklumi keterbatasan Nabi Adam yang hanya mampu membaca shalawat sebanyak lima ratus kali dalam satu kali napas, dan sisanya diperbolehkan untuk dibayar di lain waktu.
Kisah ini menggambarkan adanya fleksibilitas dalam pemberian mahar, asalkan ada niat dan upaya untuk melunasinya.
Begitu pula dalam konteks saat ini, Islam membolehkan penundaan pembayaran mahar, tetapi mendorong agar mahar tetap diberikan sebagai bukti tanggung jawab suami.
Kisah mahar Nabi Adam untuk Hawa ini mengandung nilai spiritual dan pelajaran bagi umat manusia.
Selain berfungsi sebagai syarat sah akad nikah, mahar juga menjadi pengingat bagi suami untuk menghormati istrinya sejak awal pernikahan.
Hal ini bukan hanya sebatas kewajiban material, tetapi juga bentuk penghormatan dan kasih sayang yang harus diberikan seorang suami.
Maka, mahar memiliki makna yang dalam sebagai awal dari perjalanan pernikahan yang sakral dan penuh komitmen.
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Rangkuman Materi IPS Kelas 8 Tema 4: Pembangunan Perekonomian Indonesia Kurikulum Merdeka |
![]() |
---|
Kumpulan TOP Soal Ujian IPS Kelas 7 SMP/MTs Lengkap dengan Kunci Jawaban |
![]() |
---|
Dikenal Khasiat Terbaiknya, Jus Pare Kini Viral untuk Kecantikan |
![]() |
---|
Daftar Makanan dan Minuman yang Aman Dikonsumsi Saat Sakit Tenggorokan |
![]() |
---|
Contoh Panduan Menyusun Agenda Rapat yang Efektif: Contoh dan Tips Praktis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.