Ragam Contoh

Biografi Ummu Kultsum binti Muhammad, Putri Rasulullah yang Menghadapi Ujian di Awal Islam

Sebagai putri Rasulullah SAW, ia dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan kasih sayang serta nilai-nilai moral yang tinggi. 

Instagram
UMMU KULTSUM- Biografi singkat Ummu Kultsum yang tercatat dalam kitab-kitab sejarah seperti Siyar A’lamin Nubala’ dan Tadzhibul Kamal mengingatkan kita akan pentingnya keteladanan yang diberikan oleh beliau sebagai putri Rasulullah saw.  

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Ummu Kultsum adalah salah satu putri Nabi Muhammad SAW yang lahir dari pernikahan beliau dengan Khadijah binti Khuwailid, istri pertama Rasulullah.

Ummu Kultsum, yang memiliki nama lengkap Ummu Kultsum binti Muhammad, berasal dari keluarga yang sangat dihormati dan memiliki pengaruh besar dalam sejarah Islam.

Sebagai putri Rasulullah SAW, ia dibesarkan dalam lingkungan yang penuh dengan kasih sayang serta nilai-nilai moral yang tinggi. 

Di masa pra-Islam, ia dinikahkan dengan Utaibah bin Abu Lahab, putra dari Abu Lahab, yang dikenal sebagai salah satu tokoh yang menentang dakwah Islam.

Namun, pernikahan ini tidak berlangsung lama. Setelah turunnya Surah Al-Lahab yang mengecam Abu Lahab dan keluarganya, Utaibah, yang terpengaruh oleh permusuhan ayahnya terhadap Islam, akhirnya menceraikan Ummu Kultsum

Perceraian ini merupakan keputusan yang didorong oleh Abu Lahab, yang menentang ajaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW.

Kisah Dialog Rasulullah SAW dengan Iblis: Ungkapan Rahasia Tipu Daya terhadap Manusia

Sebelum resmi berpisah, Ummu Kultsum tidak pernah hidup bersama Utaibah sebagai suami istri, sehingga pernikahan mereka tidak menghasilkan keturunan. 

Selain tekanan dari Abu Lahab, keputusan perceraian ini juga dipengaruhi oleh Ummu Jamil, istri Abu Lahab, yang sangat membenci Islam dan berusaha menghalangi perjuangan Nabi Muhammad SAW.

Setelah peristiwa perceraian tersebut, Ummu Kultsum tetap berada dalam perlindungan Rasulullah saw. dan mengikuti ajaran Islam yang dibawa oleh ayahnya. 

Ketika Rasulullah saw. diutus menjadi Rasul dan dakwah Islam mulai berkembang, Ummu Kultsum bersama keluarga besar beliau turut mendukung dan mengikuti setiap langkah perjuangan Rasulullah saw. 

Pada tahun 1 H., ketika perintah hijrah ke Madinah diberikan kepada umat Islam, Ummu Kultsum bersama keluarga beliau turut hijrah dan memulai kehidupan baru di Madinah.

Ummu Kultsum juga memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kedua saudarinya, Zainab dan Ruqayyah. Setelah wafatnya Ruqayyah pada tahun kedua hijriyah, Rasulullah saw. memutuskan untuk menikahkan Ummu Kultsum dengan Usman bin ‘Affan, yang merupakan suami dari Ruqayyah sebelumnya. Pernikahan ini terjadi pada bulan Rabi’ul Awwal tahun ketiga hijriyah.

Usman bin ‘Affan, yang juga dikenal sebagai Dzun Nurain (Pemilik Dua Cahaya), mendapat julukan tersebut karena telah menikahi dua putri Rasulullah saw. yang sangat mulia. 

Pernikahan Ummu Kultsum dan Usman bin ‘Affan menunjukkan betapa besar kedudukan Usman di sisi Rasulullah saw. dan keluarganya.

Pada masa hidupnya, Ummu Kultsum dikenal sebagai pribadi yang salehah, penuh pengabdian, dan setia dalam mendukung perjuangan Islam. 

Mana yang Didahulukan, Berbuka atau Shalat Magrib? Berikut Panduan Sesuai Sunnah Rasulullah SAW

Ia juga menjadi salah satu contoh wanita yang sangat menjaga martabatnya dan selalu berada di samping ayahnya dalam berbagai perjuangan dakwah. 

Ketika ia meninggal dunia pada bulan Sya’ban tahun ke-9 Hijriyah di Madinah, ia meninggalkan kenangan yang sangat mendalam di hati keluarga dan umat Islam pada umumnya. Wafatnya Ummu Kultsum membuat Rasulullah saw. sangat berduka.

Rasulullah saw. sendiri turut hadir dalam prosesi pemakaman Ummu Kultsum, dan beliau memerintahkan Ali bin Abi Talib, Al-Fadhl bin Abbas, Usamah bin Zaid, dan Thalhah bin Al-Anshari untuk turun ke dalam kuburan dan membantu menguburkan jenazahnya. 

Sementara itu, jenazah Ummu Kultsum dimandikan oleh Asma binti Umais dan Shafiyyah binti Abdul Muthallib. Proses pemakaman ini menunjukkan betapa besar penghormatan yang diberikan kepada Ummu Kultsum, putri tercinta Rasulullah saw.

Setelah kepergian Ummu Kultsum, Rasulullah saw. menyampaikan kata-kata yang sangat mengharukan kepada Usman bin ‘Affan. 

Beliau bersabda, “Seandainya aku mempunyai putri yang ketiga, niscaya akan aku nikahkan ia denganmu, wahai Usman.” Kata-kata ini menunjukkan betapa besar cinta dan penghargaan Rasulullah saw. terhadap Usman bin ‘Affan, yang telah menikahi dua putri beliau dan menunjukkan kesetiaan yang luar biasa kepada keluarga Rasulullah saw.

Secara keseluruhan, Ummu Kultsum adalah sosok yang sangat penting dalam sejarah keluarga Rasulullah saw. Ia adalah contoh wanita yang teguh dalam iman, setia kepada dakwah Islam, dan memiliki kedudukan yang tinggi dalam kehidupan Rasulullah saw. 

Kehidupannya yang penuh perjuangan dan pengabdian memberikan inspirasi bagi umat Islam, khususnya para wanita, untuk mengikuti jejaknya dalam berbakti kepada agama, keluarga, dan masyarakat.

Biografi singkat Ummu Kultsum yang tercatat dalam kitab-kitab sejarah seperti Siyar A’lamin Nubala’ dan Tadzhibul Kamal mengingatkan kita akan pentingnya keteladanan yang diberikan oleh beliau sebagai putri Rasulullah saw. 

Kehidupannya yang penuh ujian dan perjuangan, serta kesetiaannya dalam mendukung dakwah Islam, patut dicontoh oleh setiap umat Islam.

Sebagai bagian dari keluarga Nabi, Ummu Kultsum telah menunjukkan teladan yang baik, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam mendukung misi besar Islam yang dibawa oleh ayahnya.

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved