Contoh Program Kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan di Oeganisasi dan OSIS

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Apakah kamu sudah tahu tentang LDK di sekolah ?

Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK) adalah sebuah pelatihan dasar yang menjadi salah satu program kerja Kesiswaan. Biasanya diadakan setelah Reorganisasi Pengurus OSIS dipilih.

LDK dapat dikategorikan sebagai bagian dari pelatihan dan pengembangan SDM, yang memiliki tujuan untuk mempersiapkan SDM organisasi di sekolah agar memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu bekerja secara efektif.

Kegiatan LDKS bisa diadakan dengan peserta seluruh siswa di satu sekolah atau hanya siswa tertentu, misal dalam lingkup OSIS atau organisasi lain. LDKS mungkin juga diikuti siswa pilihan dari beberapa sekolah.

Dilansir dari iiq.ac.id, LDKS adalah pelatihan yang berkaitan dengan kepemimpinan yang bersifat mendasar.

Pelatihan ini menjadi bekal siswa untuk menumbuhkan jiwa kepemimpinan agar di kemudian hari dapat menjadi pemimpin.

Secara garis besar, kegiatan LDKS merupakan suatu program pengembangan diri yang diperuntukkan bagi para siswa atau mahasiswa yang terlibat dalam organisasi di sekolah atau perguruan tinggi.

• 20 Contoh Ide Kreatif Program Kerja OSIS dan Kegiatannya untuk Semua Bidang

Setiap tahunnya, program LDKS ini akan selalu direncanakan dan dilaksanakan oleh pihak sekolah maupun di lingkungan perguruan tinggi. Kegiatan LDKS menjadi suatu wadah bagi para siswa untuk mengekspresikan diri sekaligus menggali potensi terdalam yang tersembunyi dalam dirinya.

Makanya tak heran jika kegiatan ini terus diadakan setiap tahunnya bagi para siswa mengingat tujuan baik di dalamnya.

Tujuan Pelaksanaan Kegiatan LDKS

LDKS yang adalah singkatan dari Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa tentu punya tujuan yang spesifik pada serangkaian kegiatan yang dilakukannya. Mari ketahui dan pahami juga apa tujuan dan apa saja manfaatnya bagi para siswa.

Apabila dirangkum, maka terdapat beberapa tujuan dari pelaksanaan kegiatan LDKS di sekolah yang antara lain adalah:

a. Menyiapkan mental para siswa

Memupuk mental siswa agar memiliki keterampilan dan pemahaman mengenai organisasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa-siswi yang tidak mengikuti (LDKS).

Sebab para siswa/siswi atau peserta didik akan mendapatkan pengalaman baik secara intelektual maupun pengalaman tentang bagaimana memimpin memanajemen sebuah organisasi dengan cakap.