Banjir di Kalbar
Enam Kabupaten di Kalbar Terendam Banjir, BNPB Minta Semua Pihak Belajar Pengalaman dari Sintang
"Dulu yang terkenal di pusat itu, banjir awal tahun itu jika Provinsi Kalimantan Barat pasti Sintang, kalau Kalimantan Tengah pasti Katingan. Ternyata
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengajak seluruh organisasi perangkat daerah se- Provinsi Kalimantan Barat untuk belajar dari pengalaman Sintang.
Pasalnya, Kabupaten Sintang merupakan daerah langganan banjir di Provinsi Kalimantan Barat yang menjadi perhatian Pemerintah Pusat.
Hingga puncaknya pada tahun 2022, banjir besar melanda Kabupaten Sintang.
Pasca banjir tersebut, pemerintah daerah setempat serius melakukan pembenahan dalam penanggulangan bencana khususnya mitigasi banjir.
Hasilnya dapat dirasakan dalam dua tahun terakhir ini, tidak terdapat laporan kejadian bencana banjir di Sintang.
"Dulu yang terkenal di pusat itu, banjir awal tahun itu jika Provinsi Kalimantan Barat pasti Sintang, kalau Kalimantan Tengah pasti Katingan. Ternyata dua tahun ini Sintang sudah tidak banjir," kata Suharyanto memimpin Rapat Koordinasi Penanganan Bencana Banjir dan Tanah Longsor di Provinsi Kalimantan Barat. Rapat ini dilaksanakan pada Kamis (30/1) di Balai Petitih, Kantor Gubernur Kalimantan Barat.
Sebagaimana diketahui, enam kabupaten di Kalimantan Barat direndam banjir sejak pertengahan bulan Januari 2025.
• Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalbar Data Sapras Sekolah yang Terdampak Banjir
Banjir dengan ketinggian rata-rata mencapai dua meter terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah 'Provinsi Seribu Sungai' ini.
Wilayah terdampak banjir tersebut antara lain Kabupaten Sambas, Kabupaten Landak, Kabupaten Mempawah, Kabupaten Bengkayang, Kota Singkawang, dan Kabupaten Kubu Raya.
Total sebanyak 148.693 jiwa terdampak banjir dan sedikitnya 606 jiwa mengungsi ke beberapa pos pengungsian.
Suharyanto menekankan pentingnya kolaborasi antar stakeholder dalam penanggulangan bencana.
Di Sintang, misalnya, langkah penanganan banjir jangka pendek hingga panjang disusun oleh pemerintah daerah bersama dengan BNPB, PUPR, KLHK, dan Bappenas dengan kegiatan pelaksanaan masterplan pengendalian banjir, peningkatan sistem dan informasi mitigasi bencana, perluasan rehabilitasi hutan dan lahan, serta pengendalian dan pengawasan.
Sementara itu rencana aksi jangka panjang disusun bersama BNPB, PUPR, ATR-BPN, KLHK, BMKG, BPBD dan Bappenas berupa Penataan Ruang, Pemulihan SDA, Peningkatan sistem dan informasi mitigasi bencana.
"Saat ini yang dilaporkan banjir adalah daerah Sintang ke bawah, seperti Sanggau, Sekadau, Mempawah, Pontianak, hal-hal ini (pengalaman Sintang) bisa dijadikan contoh sehingga hal-hal serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari,” tutup Suharyanto. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
Terendam Banjir
BNPB RI
BNPB
Suharyanto
Kepala BNPB
banjir
Banjir di Kalbar
Sintang
Kalimantan Barat
Kalbar
Jumat 31 Januari 2025
Hingga Maret 2025, Total ada 3.025 Rumah Warga di Kalbar yang Terdampak Bencana Banjir |
![]() |
---|
Anggota DPRD Kalbar Suriansyah Harap Pemerintah Lebih Siap Lakukan Antisipasi Banjir |
![]() |
---|
Awal Tahun 2025, Banjir Landa 207 Desa di Kalbar dengan Korban Terdampak Capai 243 ribu Jiwa |
![]() |
---|
Musibah Banjir Mempawah, PW IPEMI Kalbar Salurkan Bantuan dan Beri Layanan Kesehatan Masyarakat |
![]() |
---|
Setelah Bencana Banjir, BMKG Kalbar Sebut Kalbar Harus Waspada Karhutla |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.