Contoh Lengkap Susunan Acara dan Teks MC untuk Memperingati Isra Miraj 1446 H Tahun 2025

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID- Isra’ Mi’raj merupakan perjalanan suci, dan bukan sekadar perjalanan “wisata” biasa bagi Rasul.

Isra Miraj menjadi peristiwa yang istimewa yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW karena Perjalanan yang memiliki jarak tempuh yang sangat jauh dari Masjidil Aqsa samapai ke Sidratul Muntaha hanya ditempuh dengan waktu semalam saja.

Dikutip dari Kemenag.go.id, Isra Mi'raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah, sebelum Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.

Tahun 2025 ini, biasanya akan digelar berbagai rangkaian kegiatan Isra Miraj 1444 H yang jatuh pada tanggal 18 Februari 2023.

Memperingati Isra Miraj bagi umat Islam dan seluruh muslim di dunia sangat penting.

Sejarah dibalik Isra Miraj sudah dikenal dunia bahkan diceritakan oleh para sahabat nabi Muhammad SAW.

Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi'raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M.

Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi'raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer.

Peristiwa ini menjadi perjalanan bersejarah sekaligus titik balik dari kebangkitan dakwah Rasulullah SAW.

Inilah perjalanan yang amat didambakan setiap pengamal tasawuf. Sedangkan menurut Dr Jalaluddin Rakhmat, salah satu momen penting dari peristiwa Isra Mi’raj yakni ketika Rasulullah SAW “berjumpa” dengan Allah SWT.

• Contoh Dakwah Mengenai Bulan Rajab Jelang Isra Miraj, Hikmah Dibalik Bulan Rajab

Ketika itu, dengan penuh hormat Rasul berkata, “Attahiyatul mubaarakaatush shalawatuth thayyibatulillah”;

“Segala penghormatan, kemuliaan, dan keagungan hanyalah milik Allah saja”.

Allah SWT pun berfirman, “Assalamu’alaika ayyuhan nabiyu warahmatullahi wabarakaatuh”.

Selain itu, Seyyed Hossein Nasr dalam buku ‘Muhammad Kekasih Allah’ (1993) mengungkapkan bahwa pengalaman ruhani yang dialami Rasulullah SAW saat Miraj mencerminkan hakikat spiritual dari salat yang dijalankan umat Islam sehari-hari.

Dalam artian, salat adalah mi’raj-nya orang-orang beriman. Sehingga jika kita tarik benang merahnya, ada beberapa urutan dalam perjalanan Rasulullah SAW ini.